REFLEKSI
PERKEMBANGAN SAINS DAN PERADABAN ISLAM LINTAS ZAMAN (KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM
TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MASA KINI)
Lomba
Karya Tulis Ilmiah ICC At-Taqwa
(Interkoneksi
antara Ilmu Agama dan Ilmu Sains)
Oleh:
Lin
Indah Hidayati
Biologi-B/VII
1410160061
KEMENTERIAN
AGAMA RI
FAKULTAS
TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
IAIN
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
PENDAHULUAN
Predikat miskin,
kumuh, terbelakang, rendah, dan kaum proletar seringkali diidentikkan dengan
umat Muslim. Mengingat kondisi umat Muslim saat ini(baik di Indonesia maupun di
luar negeri) yang memiliki tingkat produktivitas temuan ilmiah dan teknologi
yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Barat, memang tidak
dapat dipungkiri jika predikat tersebut ‘menempel’ pada umat Muslim.Kaum Muslim
seakan tidak pantas menyandang gelar‘pelopor ilmu pengetahuan dan sains’.
Seiring
berkembangnya zaman dan perputaran waktu yang kerap diselingi peperangan,
pergeseran sains pun tidak dapat terelakkan. Banyak temuan para ilmuwan dan
cendekiawan Muslim yang tidak tercatat dalam sejarah.Tidak jarang pula kita
dengar temuan Muslim yang menginspirasi ilmuwan-ilmuwan Eropa, kini berada
dalam museum-museum di Barat. Konsep-konsep baru pun diubah dengan sedimikian
rupa sehingga tampak bias bahwa konsep tersebut merupakan cetusan para ilmuwan
Muslim terdahulu.
Islam merupakan agama
yang dibawa oleh Rasul saw dengan diiringi adanya mu’jizat berupa pedoman
al-Qur’an. Tidak ada yang mampu menandingi indahnya bahasa dalam
al-Qur’an.Bahkan Allah pun pernah menantang kaum kafir untuk membuat salah satu
ayat yang semisal dengan al-Qur’an, seperti yang tercantum dalam salah satu
firman-Nya.Allah telah menyempurnakan agama Islam, yang dalam hal ini berkaitan
pula dengan ilmu pengetahuan.Karena sejatinya, ilmu agama dan ilmu pengetahuan
memang selalu saling berkaitan.
Dalam karya tulis
inilah akan dibangun paradigma baru bahwa sesungguhnya Islam mencintai ilmu
pengetahuan sehingga tidak terhitung jumlah temuan dan kontribusi para ilmuwan Muslim
terdahulu yang menginspirasi dan bahkan ditiru, baik separuh maupun secara utuh
untuk kemudian diakui oleh ilmuwan Barat sebagai temuan dan hasil penelitian
mereka. Temuan-temuan yang mencakup semua aspek ilmu pengetahuan, yaitu meliputi
matematika, biologi, fisika, kimia, astronomi, politik, filsafat, geografi,
sejarah, kedokteran, filsafat, kelautan, farmasi, serta cabang ilmu pengetahuan
lainnya.
REFLEKSI
PERKEMBANGAN SAINS DAN PERADABAN ISLAM LINTAS ZAMAN (KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM
TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MASA KINI)
A.
Kondisi
Umat Muslim Saat Ini
Islam sejatinya adalah agama yang tidak terlepas
dari ilmu pengetahuan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa ayat pertama yang
diturunkan Allah SWT kepada Rasul saw adalah perintah untuk membaca. Salah satu
alasan logisnya tentu karena membaca adalah kunci dari ilmu pengetahuan. Pada
ayat lainnya, yakni surat Al-Qashash, Allah SWT berfirman di dalam ayat ke-77,
yang artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagian) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari
kenikmatan duniawi”.
Ayat pertama Al-Alaq dan Al-Qashash ayat 77 di atas
menujukkan bahwa kita diperintahkan untuk tawazzun
(seimbang) antara mengutamakan urusan dunia dan urusan akhirat. Allah SWT,
melalui firman-firman-Nya dalam Al-Qur’an tidak membedakan antara ilmu-ilmu
agama (Islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora). Karena
pada hakikatnya kedua cabang besar ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan satu
sama lain, yang bermanfaat untuk memudahkan manusia melaksanakan aktivitasnya.
Mayoritas umat Muslim saat ini tengah digandrungi
oleh demam style yang dibawa melalui
acara pencarian bakat maupun ajang kecantikan internasional. ‘Wabah’ ini muncul
secara sporadis menyelimuti gaya hidup Muslimah, seperti yang terjadi di
Indonesia saat ini.Manusia seakan lupa untuk meningkatkan kualitas SDM-nya.
Sumber Daya Alam Indonesia sangat mendukung
terjadinya peningkatan kualitas hidup masyarakat, namun hal ini tidak diiringi
dengan pengupayaan peningkatan kualitas masyarakat sebagai SDM melalui
pendidikan, sehingga pengelola SDA tersebut tidak memiliki kualifikasi dan
kemampuan manajemen yang baik. Tidak heran pula jika resesi, inflasi,
pengangguran, kriminalitas, kemiskinan, dan kondisi negatif lainnya kerap
mewarnai kehidupan negara-negara Muslim, terutama negara-negara berkembang.
Pada mata pelajaran-mata pelajaran sains, kerap kita
dengar nama Galileo, Newton, Einstein dan ilmuwan Barat lainnya yang kerap
hanya meguasai satu bidang ilmu. Padahal, jauh sebelum mereka, Islam telah
mencetak pribadi unggul sekaliber Jabir ibn Hayyan, Ibnu Sina, Ar-Razi,
Al-Khawarismi Ibnu Haitsam dan masih banyak lagi yang menguasai berbagai bidang
kajian ilmu.Hal ini tampaknya mulai terlupakan oleh sebagian besar umat Muslim
sekarang.
Contoh negara Muslim yang mengedepankan pendidikan
adalah Palestina.Sumber daya yang dihasilkan terbatas pada sejenis logam yang
terpendam di dasar laut mati.Hasil pertanian hanya jeruk limau, bji-bijan serta
zaitun.Meskipun Palestina bukan merupakan kawasan subur dengan hasil alam yang
melimpah, wilayahnya dianggap penting mengingat keberadaan geografisnya yang
strategis.
Palestina menghubungkan tiga benua, yaitu Asia,
Afrika, dan Eropa, serta Laut Tengah dengan Laut Merah.Wilayah Palestina juga
berbatasan langsung dengan Lebanon, Suriah, Arab Saudi, serta Mesir.Artinya,
wilayahnya menghubungkan negara-negara Arab Benua Asia dengan negara-negara
Arab di kawasan Benua Afrika.[1]Alasan
letak geografis yang strategis inilah yang menjadi pemicu Israel ingin
menguasainya.
B.
Ilmuwan-ilmuwan
Muslim dan Kontribusinya terhadap Perkembangan Zaman Hingga Saat Ini
Jauh sebelum Eropa dan negara-negara maju di Barat
menjadi negara adidaya dan super power
karena penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologinya, Islam telah jauh lebih
dulu menemukan alat-alat dan teknologi yang telah dimanfaatkan khalayak ramai.
Karena memang terhadap tiap hasil penelitian dan temuan para ilmuwan,
pemerintahan Islam mengatur dan memerintahkan untuk memasyarakatkannya dengan
kompensasi seimbang dari pemerintah sebagai penghargaan/ apresiasi tinggi terhadap
karya besar ilmuwan tersebut.Salah satu contohnya adalah memberi imbalan berupa
emas batangan pada ilmuwan yang penulis buku pengetahuan, yang beratnya setara
dengan berat buku hasil karyanya.Tidak ada hak cipta pada zaman tersebut.
Kondisi keprofesian dan pekerjaan sekarang telah
terkotak-kotak dan terfokus hanya pada satu cabang ilmu saja, dimana seorang
guru Matematika hanya berprofesi dan mengajar matematika saja, tidak berusaha
menjembatani ilmu yang dimilikinya dengan ilmu lain. Jarang kita lihat
seseorang dengan multiprofesi, misalnya berprofesi sebagai guru Matematika
sekaligus pengusaha dan ustadz di lingkungan rumahnya.Hal ini sanagt jauh
berbeda dengan kondisi peradaban emas Islam dulu.
Islam terdahulu telah membagi cabang-cabang ilmu
seperti saat ini, yaitu meliputi ilmu kedokteran, farmasi, matematika, fisika,
biologi, kimia, astronomi, filsafat, sastra, fikih, tafsir (Al-Qur’an dan
Hadist), kalam, geografi, sejarah, kelautan, dan masih banyak lagi lainnya.
Kita mengenal Abu Zakaria Yahya bin Mesuweih yang ahli di bidang farmasi;Abu
Nawas yang terkenal dengan sastra dan puisinya; Ibnu Jarir ath-Thabari, Ibnu
Athyal al-Andalusi, dan Abu Muslim Muhammad bin Baher Isfahani yang ahli dalam
bidang tafsir; para imam mahzab yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam
Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal dalam bidang fiqh; Imam Bukhari, Imam
Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, Imam an-Nasa’i, dan Imam Baihaqi dalam bidang
hadist; Imam Abul Hasan al-Asyari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi (pendiri
Asy’ariyah), Washil bin Atha dan Abu Huzail al-Allaf (pendiri Mu’tazilah),
serta al-Juba’i sebagai pelopor ilmu kalam.Ada pula Imam Sibawaih, al-Kiasi,
Abu Zakaria al-Farra yang menguasai ilmu bahasa.[2]
Tidak hanya ilmu-ilmu agama, banyak pula ilmuwan
yang telah menorehkan tinta emas sejarah peradaban Islam karena temuan-temuan
hasil penelitian mereka. Berikut ini para ilmuwan multitlenta tersebut:
1.
Abu
Ali al-Hasan ibnIbnu al-Haytsami, ahli di bidang optik
(di Eropa dikenal dengan namaAlhazen), fisika, geometri matematika dan terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang dilihat. Teorinya (yang saat ini terbukti kebenarannya) yaitu bendalah yang mengirim cahaya ke mata. Beliau juga penemu kamera obscura, yang melatarbelakangi pembuatan handphone berkamera saat ini. Serta mengilhami sainter Barat seperti Roger Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.[3] Beliau pelopor di bidang optik dengan kamus optiknya (Kitab Al Manazhir) jauh sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton, penemu hukum pemantulan dan pembiasan cahaya (jauh sebelum Snellius), penemu alat ukur ketinggian bintang kutub, menerangkan pertambahan ukuran bintang-bintang dekat zenit.
(di Eropa dikenal dengan namaAlhazen), fisika, geometri matematika dan terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang dilihat. Teorinya (yang saat ini terbukti kebenarannya) yaitu bendalah yang mengirim cahaya ke mata. Beliau juga penemu kamera obscura, yang melatarbelakangi pembuatan handphone berkamera saat ini. Serta mengilhami sainter Barat seperti Roger Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.[3] Beliau pelopor di bidang optik dengan kamus optiknya (Kitab Al Manazhir) jauh sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton, penemu hukum pemantulan dan pembiasan cahaya (jauh sebelum Snellius), penemu alat ukur ketinggian bintang kutub, menerangkan pertambahan ukuran bintang-bintang dekat zenit.
2.
Al Majriti, membuktikan
hukum ketetapan massa (900 tahun sebelum Lavoisier).
3.
Al TusiatauNasir al-Din Tusi,astronom kawakan dari Damaskus yang melakukan penelitian
tentang gerakan planet-planet, membuat model planet (planetarium) jauh sebelum
Copernicus.
4.
Ibnu
Sina
(Avicenna): dokter, filsuf,
sastrawan, sekaligus ulama Pada usia 17 tahun berhasil menangani penyakit Khalifah
Nuh bin Manshur sehingga diizinkan belajar di perpustakaan pribadi sang
khalifah. Pada usia 18 tahun menguasai seluruh cabang ilmu pengetahuan yang ada
pada masanya. Salah satu karyanya: al-Qanûn
fî al-Thibb (Canon of Medicine), ensiklopedi kedokteran terbesar dalam
sejarah yang menjadi “buku suci” ilmu kedokteran bagi mahasiswa Eropa sekaligus
pedoman utama mahasiswa kedokteran selama lebih dari 5 tahun. Buku neurasthemia merupakan buku kedokteran
lainnya yang berisi seputar penyakit syaraf. Beliau juga merupakan pelopor
sterilisasi. Salah satu karyanya dalam bidang filsafat adalah al-Syifa.
5.
Al-Khawarizmi
(Bapak Matematika Islam), seorang matematikawan sekaligus ahli astronomi.
Beliau pencipta ilmu aljabar (diambil dai judul bukanya al-Jabar wa al-muqãbAllah) dan menemukan logaritma (berasal dari namanya). Beliau mempelajari ilmu bumi dan menyatakan bumi itu bulat sebelum Galileo dengan bukunya
Kitab Surah al Ardh.
6.
Abul
Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani, seorang ahli astronomi dan
matematikawan Persia. Beliau juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di
bulan dinamai Abul Wafa sesuai dengan namanya. Pada bidang trigonometri, Abul Wafa mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode
untuk menghitung tabel trigonometri.
7.
Ibnu
Rusyd: seorang dokter, filsuf, sekaligusulama. Karyanya: Mabadi al-Falasifah, Tahafut at-Tahafut
al-Falatifah, Al-Kuliah fi Ath-Thibb, Bidayah al-Mujtahid.Pemikiran beliau mempengaruhi
filsafat Kristen abad pertengahan, termasuk St. Thomas Aquinas.
8.
Ibnu
Ismail Al Jazari,
seorang ilmuwan muslim
penemu konsep robotika modern. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk
menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot.
“Tak mungkin mengabaikan hasil
karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan
instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin” (Donald Hill),
seorang ahli teknik asal Inggris
9.
Abu Al
Zahrawi/ ALBUCASIS, sang penemu gips era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan
seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia
merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan
gips.
10.
Ar-Razi
(Rhazes) dikenal sebagai “Galien
Arab”, merupakandokter anak. Penemu pertama penyakit cacar (dan mampu
membedakannya dengan measles) dan
cara pembuatan alkohol. Beliau pun menjadi orang pertama yang menyusun buku
mengenai kedokteran anak.Membagi zat kimia ke dalam kategori
mineral, nabati dan hewani (klasifikasi zat kimia) jauh sebelum Dalton,
pembagian fungsi tubuh manusia berdasarkan reaksi kimia komplek.
11.
Al-Kindi
dan Al-Farabi (filosof yang mempu menyaingi
Aristoteles) mengungkapkan tentang filsafat, logika, kenegaraan, etika, serta
interpretasi filsafat Aristoteles.
12.
Al Khazini, ialah
seorang ahli kontruksi, pengarang buku tentang teknik pengukuran
(geodesi) dan kontruksi keseimbangan, kaidah mekanis, hidrostatika, fisika,
teori zat padat, sifat-sifat pengungkit/tuas, teori gaya gravitasi (jauh 900
thn dari Newton.
13.
Al Farghani(dikenal dengan nama Al-Farganus di
Eropa), seorang pengarang buku
tentang pergerakkan benda-benda langit dan ilmu astronomi dan dipakai oleh
Dante jauh kemudian.Beliau menulis ringkasan ilmu astronomi
yang diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes
Hispalensis.
14.
Al Jahiz, menulis penelitian tentang ilmu hewan (zoology) pertama kali. Al-Jahiz lahir di
Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri,
nama aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan
Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di
kalangan ahli zoologi Muslim dan Barat. Jhon
William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan Charles Darwin
pernah berujar, ”Teori evolusi yang dikembangkan umat Islam lebih jauh dari
yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim sampai meneliti berbagai
hal tentang anorganik serta mineral.”
15.
Abu
Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang pakar sains Islam menghasilkan peta bebola perak seberat 400 paun untuk
Raja Roger II, lengkap dengan membahagikan dunia kepada 7 iklim, laluan
perdagangan, teluk, tasik, sungai, bandar-bandar besar, bukit dan lembah serta
gunung-gunung.
Beberapa abad lamanya, Eropah menggunakan peta Al Idrisi
dan turut menggunakan hasil kerja ilmuwan ini ialah Christopher Columbus.
16.
Umar
Khayyan (menghitung masa satu tahun dengan tepat) serta Al-Fazri(penyusun pertama astrolobe).
Keduanya merupakan ahli bidang astronomi.
17.
Al-Mas’udidan
Al-Kazwini, seorang ahli sejarah dan
geografi yang suka berpetualang. Salah satu karyaAl-Mas’udiadalah Murûj
al-Zahab wa Ma’adun al-Jawahir.menerbitkan
ensiklopedi geografi yang membahas gempa bumi, formasi geologis, sifat dasar
laut mati, evolusi geologi (jauh sebelum Maghelan dan Weber).
Sedangkan Al-Kazwiniadalah seorang
ahligeografi yang telah megelilingi dunia dan menulis banyak buku mengenai
perjalanannya.
18.
Ibnu
Thufail, seorang dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn Yaqzan kemudian
dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson Crusoe.
19.
Jabir
ibn Hayyan, seorang pakar dalam bidang kimia. Mendapat
sebutan Bapak kimia Modern. Teorinya: logam seperti timah tembaga, dan besi
dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu.
Beliau penemu sederet proses kimia yang meliputi penyulingan/distilasi,kristalisasi,kalnasi,
sublemasi, dan penemu parfum.
20.
Abu
Khayr, ahli Biologi yang juga mendapat sebutan Bapak
Botani.
21.
Ishaq
al-Mausili, musisi dan pelopor pertama Solmisasi
(pembentukan nada do, re, mi, fa, so, la, si, do).[4]
23.
Abbas ibn Firnas, penemu mesin
terbang, jauh sebelum Wright bersaudara.Beliau orang pertama yang mencoba
membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia
mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum
burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang
tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan
tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi
inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.[6]
C.
Apresiasi
Pemerintahan Islam terhadap para Ilmuwan
Penghargaan dan apresiasi terhadap para ilmuwan
Muslim tampak pada pemerintahan daulah Abbasiyah, yang mencapai puncaknya di
zaman Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M) serta puteranya al-Ma’mun
Rayid.Kekayaandigunakan untuk keperluas sosial, seperti mendirikan rumash sakit
serta lembaga-lembaga pendidikan dokter.Ada 800 dokter di zaman
itu.Pemandian-pemandian umum dibangun.Kesejahteraan sosial, kesehatan,
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada
zaman keemasannya. Pada masa inilah islam menempatkan dirinya sebagai negara
kuat yang tidak tertandingi.
Al-Ma’mun sebagai pengganti ar-Rasyid dikenal
sebagai khalifah yang sangat cinta ilmu.Penerjemahan buku-buku digalakkan.
Menggaji penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lain yang ahli
untuk menerjemahkan buku-buku Yunani. Beliau mendirikan banyak sekolah.Salah
satu karya besarnya adalah Bait al-Hikmah
yang menjadi pusat penerjemahan sekjaligus perguruan tinggi dengan perpustakaan
yang dibangun sangat besar sepanjang sejarah.Baghdad menjadi pusat ilmu
pengetahuan dan kebudayaan.[7]
Para ilmuwan, guru, dan profesi keahlian lainnya
benar-benar mendapat penghargaan dan presiasi tinggi pada zaman Khalifah
Al-Ma’mun, yaitu dengan diberi upah layak dan lebih dari cukup.Seorang guru
setingkat TK bahkan pernah mendapat gaji sekitar 14 juta jika dikonversikan
dengan rupiah di Indonesia saat ini.Penulis mendapat imbalan yang memuaskan
sehingga tidak ada hukum tentang hak cipta.
D.
Motivasi,
Upaya, dan Cara Kerja Para Ilmuwan Muslim
Rasul saw pernah bersabda:
إِنْ قَامَتْ السَّاعَةُ وَفِى يَدِ
أحَدِكُمْ فَسِيْلَةً فَإِنْ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُوْمَ حَتىَّ يَغْرِسَهَا
فَلْيَغْرِسْهَا
“Apabila hari kiamat telah datang
dan pada tangan seseorang di antara kamu ada biji untuk ditanam, maka jika ia
bisa menanam, tanamlah sebelum datang hari kiamat” (HR. Bukhari, Adab mufrod 479).
Adapula yang pemikir ayng menginterpretasikannya
sebagai berikut: “Jika saat-saat terakhirmu menjemput, dan kamu masih bisa
membawa sebatang ranting untuk ditanam di semak belukar, teruskan dan tanamlah.”
Sunnah Rasul saw teersebut tampaknya menjadikan fondasi dan bangunan semangat
para cendekiawan dan ilmuwan Muslim untuk terus berupaya memberikan yang
terbaik bagi kemajuan Islam.
Ilmuwan-ilmuwan Muslim melakukan segala sesuatunya
dengan berlandaskan lillahi ta’ala.Diiringi
dengan metode ilmiah yang mencerminkan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja
ikhlas, mereka pun akhirnya memperoleh tujuan penelitiannya. Profesor Nicolson,
pemerhati ilmu pengetahuan, pernah berujar: sejumlah para penyelidik dan
penuntut ilmu pengetahuan dari kalangan Muslimin dengan penuh semangat
mengembara ke tengah tiga benua yaitu yang dikenal pada zaman tersebut,
kemudian kembali ke negeri masing-masing seperti kembalinya lebah-lebah yang
membawa madu yang menggiurkan.[8]
Ayat dan hadist-hadist di bawah ini merupakan
motivasi/ pendorong lainnya bagi para ilmuwan Muslim untuk terus berupaya
meningkatkan dan mengkaji ilmu pengetahuan tanpa mengenal lelah dan menyerah,
karena semuanya dilakuakn dengan penuh cinta.Cinta pada Allah, Rasul-Nya, serta
ilmu pengetahuan dan perkembangan Islam.
إِنَّ الله
يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
“Sebaik-baik
pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya
(profesional)” (HR. Baihaqi
5312).
لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ
فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ الْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكُفَّ اللَّهُ
بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ
مَنَعُوهُ .
“Sesungguhnya apabila seseorang di antara kalian
mengambil tambang kemudian mencari kayu bakar dan diletakkan diatas
punggungnya, hal itu adalah lebih baik baginya dari pada ia mendatangi
seseorang yang telah dikarunai keutamaan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
kemudian meminta-minta padanya, adakalanya diberi dan ada kalanya ditolak.” (HR. Bukhari, 5/320 dan Muslim).
إِلَى
السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ وَكَيْفَ خُلِقَتْ الإبِلِ لَى أَفَلا يَنْظُرُونَ إِ
الأرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ وَإِلَى وَإِلَى
الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ
“Maka apakah
mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana
ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana
ia dihamparkan?”(QS.Al-Ghasyiyah: 17-20).
E.
Kebangkitan
Umat Muslim Mengulang Sejarah Emas Islam
Pengalaman sangat menentukan sikap, perilaku,
karakter serta tatanan sosial, politik, ekonomi, dan kehidupan budaya di
Indonesia saat ini.Hal inilah yang perlu umat Muslim pelajari, yakni melaui
pengalaman-pengalaman dan tinta emas yang sempat ditorehkan oleh umat Muslim
terdahulu.
Tantangan umat saat ini adalah bagaimana cara untuk
menghilangkan rasa malas dan ego untuk selalu memperoleh segala sesuatunya
dengan cara instan. Tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara terkenal
dengan Tut Wuri Handayani-nya.Kemerdekaan
adalah ketika rakyat benar-benarmerasa sejahtera dan terbebas dari segala hal
yang berhubungan dengan kesengsaraan, kelaparan, kemiskinan, dan keterlantaran.[9]
Tokoh ekonomi sekaligus pengusaha Achmad Bakrie yang
sering dipanggil Atuk merupakan pendiri CV Bakrie
& Brothers.Perusahaan konglomerasi yang merambah berbagai bidang, mulai
perkebunan hingga telekomunikasi ini pertama kali didirikan di Teluk Betung,
memperjualbelikan karet, lada, dan kopi.Lalu merambah pipa baja, pabrik kawat,
serta pengolahan karet mentah.Saat usia 10 tahun, beliau berjualan roti. Hal ini
berlanjut pada putra sulungnya Aburial Bakrie.Ketika anaknya, Aburizal Bakrie
mengalami kegagalan, yang dikatakan sang ayah adalah kalimat berikut: “Saya
senang kamu gagal. Kau harus tahu arti kegagalan, agar nanti berhasil”.[10]
Begitulah cara mendidik calon SDM tangguh, yang tidak menyerah ketika gagal dan
tidak hanya berkutat pada bagaimana cara untuk memperoleh sesuatu dengan
instan, misalnya dengan menyuap orang yang mampu meluluskan tes CPNS.
Rekomendasi
Sudah saatnya umat Muslim di dunia bangkit dari
keterpurukan dan melepas predikat sebagai kaum terbelakang. Melalui refleksi
terhadap proses pencarian dan penelitian (kerja keras, kerja cerdas dan kerja
ikhlas) serta produktivitas ilmuwan-ilmuwan Muslim terdahulu, maka akan mampu
memacu semangat kita untuk mengulang kembali sejarah peradaban emas Islam yang
sangat menghargai ilmu.Sehingga kita tidak hanya disibukkan oleh urusan dunia
tetapi juga mengumpulkan bekal untuk di akhirat kelak. Karena sejatinya seorang
Muslim paripurna adalah ketika mampu memberikan manfaat bagi muslim lainnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan
ulasan penulis yang terdapat pada pembahasan di atas, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan, diantaranya yaitu:
1. Kondisi
umat Muslim, baik di negara maju maupun negara berkembang saat ini masih sangat
jauh dari upaya pengoptimalan peningkatan mutu pendidikan sehingga masih
terjadi ketimpangan antara kualitas SDA (Sumber Daya Alam) dengan SDM (Sumber
Daya Manusia)-nya.
2. Tidak
terhitung jumlah cendekiawan dan ilmuwan-ilmuwan Muslim terdahulu yang memberi
kontribusi besar terhadap penemuan dan perkembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni) saat ini, yaitu yang meliputi ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu
agama.
3. Ilmuwan-ilmuwan
dan pemikir Muslim terdahulu mendapat imbalan dan gaji yang cukup tinggi dari
negara/ pemerintah sehingga tidak memerlukan aturan tentang perlindungan hak
cipta, karena hasil penemuan mereka telah didedikasikan sepenuhnya bagi
kemajuan Islam.
4. Hal-hal
yang memotivasi para ilmuwan Muslim terdahulu sehingga mampu menciptakan
berbagai penemuan dalam berbagai bidang ilmu, tidak hanya berasal dari dorongan
pribadi, melainkan juga kecintaan mereka terhadap Allah, Rasul saw, dan
keinginan untuk menjadi Muslimparipurna, yakni seorang Muslim yang bermanfaat
bagi Muslim lainnya.
5. Saat
ini adalah waktu yang tepat untuk berusaha kembali mengulang sejarah
kegemilangan Islam yang ditorehkan melalui tinta emas perjuangan
ilmuwan-ilmuwan Muslim terdahulu, yaitu dengan cara meluruskan niat dan
meniatkan segala sesuatunya karena Allah ta’ala.
REFERENSI
Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:
Hamzah.
Atjehcyber.Penemu Muslim yang
Menguncang Dunia.
http://www.atjehcyber.net/2012/12/9-penemu-muslim-yang-menguncang-dunia.html#ixzz2jFQb3Q
qC, diakses tanggal 27 November 2013.
Chandra, Agus.Biografi para Ilmuwan dan Penemu dari Islam.www.blogger.com.
diakses pada tanggal 29 Oktober 2013.
Hermawati.2005.
Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Islam is Logic.101 Ilmuwan Muslim:Inilah 101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim yang Dilupakan Dunia.IslamIsLogic.wordpress.com. diakses paa tanggal 27
Oktober 2013.
Murtiningsih, Wahyu. 2009. Biografi Para Ilmuwan Muslim. Jakarta:
Pustaka Insan Madani.
Syalabi, A. 2000.Sejarah dan Kabudayaan Islam 3.Jakarta: Al-Husna Zikra.
Tim
Narasi. 2009. 100 Tokoh yang Mengubah
Indonesia. Jakarta: Narasi.
Yatim,
Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam
(Dirasah Islamiyah II). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
BIODATA
DIRI
Nama
|
: Lin Indah Hidayati
|
Tempat,
Tanggal Lahir
|
: Majalengka, 15-05-1990
|
Alamat
|
: Jalan Ki Hujan Pajagan Desa Burujul Wetan
Rt 002/012 Blok Jum’at Kecamatan
Jatiwangi Kabupaten Majalengka 45454
|
No.
Telp/ Hp
|
:
089 6060 23927
|
Pekerjaan
|
:
Mahasiswi
|
Judul
Karya Tulis
|
:
Refleksi Sains dan Peradaban Islam: Dulu, Kini, dan Nanti
|
[1]Hermawati.Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi.(Jakarta,
Raja Grafindo Persada: 2005),hal 105-106.
[3]Islam is Logic.101 Ilmuwan Muslim:Inilah
101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim yang Dilupakan Dunia.IslamIsLogic.wordpress.com.
diakses paa tanggal 27 Oktober 2013.
[4]Agus Chandra. Biografi para Ilmuwan dan Penemu dari Islam.www.blogger.com.
diakses pada tanggal 29 Oktober 2013.
[6]Atjehcyber.Penemu Muslim yang Menguncang Dunia.
http://www.atjehcyber.net/2012/12/9-penemu-muslim-yang-menguncang-dunia.html#ixzz2jFQb3Q
qC, diakses
tanggal 27 November 2013.
[7]Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah
II).(Jakarta, Raja Grafindo Persada: 2003), hal 52-53.
[8]
A. Syalabi. Sejarah dan Kabudayaan Islam
3.(Jakarta, Al-Husna Zikra: 2000), hal 185.
[9]Tim
Narasi. 100 Tokoh yang Mengubah
Indonesia. (Jakarta, Narasi: 2009), hal 110.
[10]Tim
Narasi. 100 Tokoh yang Mengubah
Indonesia. (Jakarta, Narasi: 2009), hal 30-31.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar