Senin, 07 April 2014
ASPIRASI CALEG PEREMPUAN: SUARA DARI SEPARUH UMAT MANUSIA
ASPIRASI CALEG PEREMPUAN: SUARA DARI SEPARUH UMAT MANUSIA
Hajat akbar pemilu lima tahunan tinggal beberapa hari lagi. Kampanye berbagai parpol dengan latar belakang dan visinya masing-masing telah dilakukan. Di jalanan dan tempat-tempat umum lainnya, wajah-wajah ‘baru’ maupun ‘lama’ terpampang dengan ukuran besar. Jika ditelusuri dengan teliti, jumlah wajah perempuan makin bertambah daripada lima tahun sebelumnya.
Kondisi yang tidak biasa ini dipengaruhi oleh peningkatan jumlah kuota caleg perempuan di pemilu tahun 2014 ini. Kapasitas kursi untuk caleg perempuan diperkirakan 25-30 %, jauh meningkat dari pemilu-pemilu sebelumnya, seperti tahun 2009 yang hanya 18 % dan tahun 2009 yang masih setengah dari tahun berikutnya, yakni 9 %. Kapasitas kursi perlemen yang diperuntukkan bagi kaum hawa ini sudah seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat dan para caleg perempuan.
Sama halnya dengan persamaan hak dalam memperoleh pendidikan, kesempatan untuk ikut andil dalam pemerintahan yang membawa ke-maslahat-an pun merupakan hak perempuan. Mereka diperbolehkan menyerukan aspirasi dan pemikiran untuk membawa perubahan yang mengarah pada Indonesia yang lebih baik. Sedangkan bagi masyarakat sebagai pemilih, maka wajib memilih wakil rakyat yang benar-benar mendedikasikan dirinya untuk menyampaikan kepentingan khalayak di parlemen. Publik telah mampu membaca perpolitikan Indonesia dan kritis terhadap berbagai penyimpangan di dalamnya. Untuk itulah para caleg perempuan berkesempatan untuk memperbaiki paradigma ini demi mengembalikan kepercayaan mereka.
Politik di Indonesia saat ini masih belum berjalan sebagaimana mestinya. Suara-suara di persidangan parlemen masih didominasi oleh kaum pria. Kursi parlemen bagi caleg perempuan di pemilu sebelumnya yang masih tergolong rendah pun turut mempengaruhi kondisi ini. Akan tetapi, meskipun terjadi peningkatan kursi bagi caleg permpuan, tiap parpol diharapkan tidak hanya ‘asal’ memberikannya. Caleg perempuan yang dicalonkan harus benar-benar memiliki kapasitas di bidangnya.
Ada beberapa alasan mengapa caeg perempuan harus ada dan dipilih. Pertama, selama ini caleg perempuan masih dianggap sebagai pemanis partai maupun koalisinya saja. Suara caleg perempuan kerap dianggap sebelah mata. Hal ini dapat dilihat dari beberapa persidangan terbuka yang diliput media massa secara umum, usulan-usulan kebijakan lebih didominasi kaum adam. Terlepas dari pendominasian tersebut, di dalam diri caleg perempuan sendiri telah berkembang rasa ‘malu’ untuk ikut menyuarakan apa yang ada dalam pikirannya. Padahal bisa jadi, pemikiran tersebut mampu membawa perubahan bagi Indonesia dan merupakan aspirasi dari banyak masyarakat yang merindukan kehidupan yang lebih baik.
Namun demikian, caleg yang dicalonkan atau mencalonkan diri pun harus meningkatkan kualitas kinerjanya. Ia harus mampu membagi waktu secara profesional antara kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaannya sebagai wakil rakyat. Ia tidak dapat disebut sebagai perempuan yang berhasil jika hanya mengutamakan salah satunya saja. Selain itu, fakta saat ini menunjukkan bahwa caleg perempuan cenderung menyelewengkan kekuasannya. Seperti tulisan Kholda dalam tabloid Media Umat (2014: 24) yang berjudul ‘Caleg Perempuan, Masihkah Menawan?’, keterlibatan caleg perempuan hanya berbuah penjara. Ia mengambil contoh anggota legislatif perempuan seperti Wa Ode Nurhayati, Angelina Sondakh, Choirunnisa, dan Gubernur Banten Atut Chosiyah. Perspektif negatif inilah yang harus diubah oleh caleg-caleg perempuan yang akan duduk di kursi perlemen nanti melalui kiprah mereka di pemerintahan.
Kedua, Islam sebagai ideologi umat Muslim dan merupakan agama mayoritas masyarakat Indonesia, telah menjelaskan tentang persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Jauh sejak Islam lahir, wanita telah diberi persamaan hak dalam pendidikan dan politik, begitupula dalam aspek kehidupan mu’amalah lainnya. Sahabat Rasul saw yang mendapat gelar ‘Singa Padang Pasir’ Umar bin Khaththab, menyambut baik aspirasi dan nasihat yang datangnya dari seorang perempuan.
Ketiga, Dalam buku Woman Who Changed The World yang ditulis Rosalind Horton dan Sally Simmons, 50 tokoh perempuan versi penulis yang dijadikan sebagai figur pengubah dunia. Hal ini bukan tanpa alasan mengingat bagaimana riwayat hidup, kiprah serta perubahan yang telah dibuat melalui keterlibatan mereka di dalamnya yang tertulis dalam buku tersebut. Tanpa melihat sisi positif atau negatif yang dibuat para tokoh wanita tersebut, satu yang tak dapat dipungkiri adalah fakta bahwa mereka telah berhasil melakukan beberapa hal yang mempengaruhi perubahan dunia.
Keterlibatan perempuan dalam usaha mewujudkan Indonesia yang maju dan lebih baik makin terbuka lebar. Masyarakat sudah saatnya memandang sama rata antara suara laki-laki dan perempuan. Dengan syarat, opini yang disuarakan telah dipertimbangkan dan disetujui mampu membawa perubahan bagi Indonesia dan dunia. Lebih dari itu, melihat mayoritas penduduk Indonesia dan dunia yang dipegang oleh perempuan, maka dengan memilih caleg perempuan sama halnya dengan memilih suara mayoritas yang melebihi separuh umat manusia. Insha Allah.
Minggu, 05 Januari 2014
Sabtu, 04 Januari 2014
SERUNYA WISATA SYAR'I DENGAN CHERIA TRAVEL
www.cheria-travel.com |
SERUNYA
WISATA SYAR’I DENGAN CHERIA TRAVEL
Bingung mau mengisi
liburan dimana? Ingin pergi ke luar negeri yang kaya dengan tempat menarik dan layak
dikunjungi? Jepang pilihannya. Negeri empat musim ini memang tergolong dalam
negara dengan wilayah yang tidak terlalu luas, tapi hal ini tidak membuat
Jepang minim tempat-tempat seru dan mengasyikkan untuk rekreasi mengisi liburan
panjang atau sekedar berakhir pekan. Terus, masih bingung juga dengan pilihan
travel yang berpengalaman dengan berbagai kunjungan lokal maupun mancanegaranya?
Cheria Travel pilihannya. Banyak pilihan negara destinasi yang ditawarkan dan
tentu saja dengan berbagai tempat seru, menarik dan mengasyikkan untuk
dikunjungi.
Jika mencari agen dan
travel yang bisa membawa liburan ke Jepang tanpa harus memikirkan penginapan,
makanan, dan lainnya, langsung saja arahkan jari-jari ke mesin pencari google.
Cheria Travel akan langsung dengan mudahnya ditemukan. Melihat banyaknya
foto-foto menyenangkan dan keindahan-keindahan berbagai tempat yang pernah
dikunjungi Cheria Travel tentu menambah pengalaman Cheria dalam mengantarkan
kita ke berbagai tempat wisata tujuan, tentu kita akin yakin bahwa biro
perjalanan ini wajib diperhitungkan kualitasnya. Mudahnya, klik aja link-link di bawah ini :-).
- Tour Travel Wisata Muslim ( http://cheria-travel.com )
- Paket Tour Wisata Muslim (http://www.cheria-travel.com/p/paket-wisata-tour-muslim.html )
- Travel Umroh dan Haji Plus (http://www.cheria-travel.com/2013/11/travel-umroh-dan-haji-plus.html )
Memulai perjalanan wisata |
Serunya wisata dengan
Cheria Travel dapat dirasakan melalui pelayanannya. Wisata yang ditawarkan tidak
hanya membawa kita ke suasana lebih fresh
serta menghilangkan kepenatan atas semua aktivitas bejibun yang selama ini kita
lakukan sebelum liburan, tetapi kita juga bisa memperoleh pengalaman wisata syar’i
disini.
Melalui pengalaman
Cheria Travel, kita bisa dengan mudah menemui masjid dan restoran atau tempat-tempat
yang menyediakan makanan halal. Kita tidak perlu khawatir lagi tentang
keduanya, meski mengingat minimnya restoran yang menyediakan makanan dan
minuman halal di negeri Sakura ini. Tidak hanya itu, Cheria Travel juga tahu
tempat-tempat yang menyediakan berbagai makanan halal yang sesuai dengan lidah
kita.
Berpose di depan Resto |
Selain kita bisa sekalian refreshing, kita juga bisa mentadaburi indahnya alam Jepang di winter season dan dinginnya salju di
Jepang. Hmmm, dinginnya salju putih ini tentu tidak menghalangi perjalanan
wisata kita. Justru akan sangat merugikan jika kita hanya berdiam diri di akamr
mengahangatkan badan dan tidak melakukan apa-apa. Warna alam yang dihiasi dengan
putihnya salju dan diselingi warna merah muda dari bunga sakura yang tumbuh subur
merupakan pemandangan langka yang tidak boleh dilewatkan. Disini, kita ngga
akan kehabisan tempat seru karena Cheria Travel tahu banyak tentang
tenpat-tempat favorit disini. Dijamin ngga bakalan nyesel deh menikmati liburan
di musim dingin.
Indahnya sakura |
Tempat wisata pertama
yang wajib dikunjungi adalah Disney land. Tempat ini merupakan salah satu
cabang tempat wisata dunia dengan berbagai wahana hiburannys. Lokasinya di Urayasu, Perfektur
Chiba, di luar ibu kota Tokyo. Luas banget lho,
hampir 465.000 m2. Tempat ini dibagi jadi 7 tempat utama dengan
karakter wilayah tertentu, diantaranya adalah Adventureland, Westernland, World Bazaar, Critter Country, Tomorrow
Land, Toontown, dan Fantasyland. Pokoknya
seru! Di tempat ini, kita bisa mencoba berbagai wahana yang ngga bakalan pernah
bisa dilupakan.
Selain Disney Land, ada juga Disney Sea (Ssst, hanya ada
satu-satunya di dunia lho, ya di
Jepang ini) yang dibagi menjadi 7 wahana utama juga, yaitu American Waterfront, Arabian Coast, Lost River Delta, Mediterranean
Harbor, Mermaid Lagoon, Mysterious Island, dan Port Discovery. Nah, ketujuh
wahana ini dibagi lagi manjadi berbagai wahana-wahana seru lainnya. Kita bakalan
terus ceria deh kalo pergi kesini dengan Cheria Travel.
Lokasi wisata utama Disney Land |
Berbagai tempat tujuan wisata
di Jepang bisa dengan mudah dicapai dengan kereta listrik yang terkenal di Jepang
yang dinamakan shinkansen. Saking cepatnya, kereta ini
seperti terbang karena tampak tidak bergesekan dengan rel. Wuiiih . . . ^_^. Shinkansen atau bullet
train ini merupakan kereta cepat yang dapat meluncur hingga 250 km/jam. Berbeda
dengan kreta api biasa yang menggunakan bahan bakar minyak bumi atau batu bara,
shinkansen ini menggunakan listrik sebagai sumber dayanya. Keren kan?
Naik shinkansen yuk . . . |
Ikuti
pula jalan-jalan dan wisata seru ke tempat-tempat lainnya dengan Cheria Travel.
Insha Allah nanti umrah dan pergi haji
dengan Cheria Travel juga yuk. Dijamin sama puasnya deh.
LKTI IAIN SNJ 2013
Banyak suka dan duka dalam pembuatan karya tulis ini. Suka karena ternyata saya bisa menghasilkan karya dalam hanya waktu 2,5 jam dengan ide yang terlintas begitu saja karena data karya tulis yang masih kurang lengkap (hasil wawancara). Semula ingin membuat Academic Paper berupa laporan penelitian, tapi saya merasa hasilnya akan kurang bagus jika hanya menggunakan sedikit narasumbeer. Akhirnya saat mengisi daftar hadir, dengan mengucap basmalah, saya beralih haluan tema menjadi Popular Writing. Duka karena artikel yang saya buat mencantumkan hasil wawancara (sebenarnya tanya jawab biasa) saat KKN semester sebelumnya. Tapi ternyata teman saya kurang senang namanya dicantumkan tanpa izin. Inilah kesalahan fatal saya, mencantumkan narasumber tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Saya janji, tidak akan mengulang kode etik jurnalistik tersebut. AlhamdulIllah, seiring perjalanan waktu dan permintaan maaf yang terus diucapkan, mereka pun akhirnya memaafkan saya. Moga Allah meridhai karya saya ini. Inshaa Allah . . . ^_^
INTERNALISASI RASA KEPEDULIAN BANGSA DALAM TIAP PRIBADI MAHASISWA
Oleh:
Lin Indah Hidayati
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2013
INTERNALISASI
RASA KEPEDULIAN BANGSA DALAM TIAP PRIBADI MAHASISWA
Lin Indah Hidayati*)
Sebulan lalu kita
dikagetkan dengan peristiwa tersebarnya video yang menampilkan adegan porno di
sebuah SMP di Jakarta. Video ini tidak hanya mengejutkan pihak sekolah,
melainkan juga disayangkan oleh kalangan akademisi, intelektual, orang tua, dan
pelajar lainnya. Video ini diaktori oleh sepasang pelajar SMP dan dilakukan di
salah satu ruangan di sekolah tersebut. Tambahan lagi, hal yang membuat miris
dan sangat disayangkan adalah orang-orang di dekat mereka saat itu, yang juga
teman-teman mereka, justru tertawa-tawa sambil merekam adegan ‘dua aktor’
tersebut.
Peristiwa tersebut membuat
banyak masyarakat nasional maupun internasional bertanya, ‘Apakah perilaku anak-anak
Indonesia sudah separah itu? Pendidikan seperti apa yang telah diajarkan pada
anak-anak itu? Apa saja yang telah dilakukan para pendidik dan orang tua selama
pendidikan anak-anak di sekolah?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan
masalah dan PR besar bagi masyarakat Indonesia yang perlu segera dicari upaya penyelesaiannya.
Berbagai komentar
diutarakan oleh kalangan pendidik dan masyarakat umum terkait permasalahan
tersebut. Sebagian besar dari mereka sepakat bahwa faktor peenyebabnya adalah
tidak adanya filterisasi media, baik TV maupun internet serta kurangnya
pengawasan orang tua dan guru. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa pendidikan
di Indonesia memerlukan banyak pembenahan. Hal ini pula yang diduga menjadi
pendorong lahirnya Kurikulum 2013 yang didalamnya menanamkan berbagai nilai
tambahan, salah satu diantaranya adalah nilai religius atau ke-Tuhan-an selama
berlangsungnya proses pembelajaran.
Indonesia tampaknya
tidak hanya memiliki masalah dalam dunia pendidikan, tetapi juga dalam bidang
pemerintahan dan politik. Diantaranya adalah lahirnya berbagai kebijaksanaan
pemerintah yang dirasakan masyarakat umum sebagai sebuah keputusan yang tidak
bijaksana dan justru menyengsarakan mereka, seperti kenaikan harga BBM selepas
Ramadhan lalu dan korupsi mega proyek yang dilakukan para ‘wakil rakyat’.
Kondisi yang bertolak
belakang dengan dua kejadian di atas sebenarnya tidak jarang pula kita lihat di
beberapa tempat. Hari Ahad kemarin di Desa Dukuh Semar, di sela-sela keramaian
terminal Harjamukti, tepatnya di sebuah rumah warga yang terletak di belakang
terminal, tampak kerumunan anak seusia SD dan SMP yang tengah belajar. Di dekat
mereka, beberapa pemuda dan pemudi tampak mendampingi dan membimbing anak-anak
itu.
Anak-anak yang tengah
belajar itu tidak lain adalah para anjal,
atau anak-anak jalanan, yang sering kita lihat di perempatan lampu merah,
pasar, maupun terminal. Alasan klasik (namun masih sulit untuk diketahui
pemecahannya) yaitu kondisi perekonomian keluarga menjadi penyebab utama mereka
menjalani ‘profesi’ sebagai anjal. Sepulang sekolah, mereka mangkal di tempat-tempat yang menurut
mereka bisa mendatangkan uang untuk membantu keuangan keluarga. Lima orang
pemuda dan pemudi yang menyertai mereka rupanya adalah mahasiswa di salah satu
perguruan tinggi negeri di Cirebon.
Abdul Rohim, yang
merupakan salah satu dari pemuda tersebut dan berasal dari Jurusan Matematika,
memberitahu bahwa proses pembelajaran yang mereka bersifat fleksibel. Artinya,
tempat dan aturan disesuaikan dengan kondisi fisik dan mental anak-anak serta
cuaca.
“Mengajari anak biasa
dengan anak jalanan tentunya berbeda, meskipun memang mereka juga sekolah.
Anak-anak jalanan lebih agresif dan memerlukan bimbingan halus. Dalam artian,
tidak bisa dipaksa-paksa. Model pembelajaran harus sering dirubah, karena kalau
ngga, mereka bisa bosan. Kami juga
mengondisikan tempat apabila sedang hujan. Pernah di pantai atau pinggir sungai
itu”, ujarnya sambil menunjuk samping rumah tersebut. Tampak sungai dengan
airnya yang berwarna kecoklatan.
Seperti yang dikatakan
Abdur Rahim, sebagian besar dari anak- anak itu memang tidak duduk rapi
mendengarkan penjelasan mahasiswa yang sedang mengajar atau segera
menyelesaikan tugas yang diberikan seperti yang biasa dilihat di
sekolah-sekolah formal. Seorang anak laki-laki berlari keluar menuju sungai dan
menarik anak yang lebih kecil, yang akhirnya diketahui bahwa anak kecil itu
adiknya,
“Selain memenuhi hasrat
untuk bisa mengamalkan apa yang telah kami pelajari, ada kepuasan dan kelegaan
tersendiri ketika bisa melihat mereka belajar dan rehat sejenak dari kesibukan
mereka mencari tambahan uang di terminal”, tambah Ega yang memiliki nama
lengkap Mega Puspita dan berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris ini.
Ketika ditanya apakah
kegiatan belajar dengan anak anjal ini mengganggu kuliah mereka, sontak mereka
menjawab “tidak” dan kegiatan ini dilakukan di hari libur (hari Ahad) sehingga
tidak mengganggu kegitan mereka di kampus. Kesibukan membimbing anak-anak
jalanan tidak membuat mereka mengabaikan tugas kampus atau tidak bisa meraih
prestasi. Hal ini terbukti setelah diketaui bahwa kelimanya adalah peraih
beasiswa tingkat kampus. Bahkan Ega merupakan salah satu penerima beasiswa
bergengsi yang diberikan salah satu perusahaan rokok terkenal, yaitu Beswan
Djarum.
Belajar bersama anjal
yang telah dilakukan sejak satu tahun lalu oleh para mahasiswa itu bisa menjadi
cerminan bagi banyak mahasiswa yang hanya sibuk dengan kuliah maupun kegiatan
tidak bermanfaat lainnya seperti jalan-jalan dan menghadiri konser. Di dekat
mereka, banyak anak-anak yang membutuhkan uluran kepedulian mahasiswa, karena
mahasiswa yang notabene dimayoritasi oleh kaum muda, masih memiliki semangat
besar untuk melakukan perubahan dan menjadi
agen of change bagi lingkungan mereka.
Berbicara tentang
mahasiswa selalu merujuk pada elemen khas dan istimewa serta peran mereka
terhadap berbagai pembangunan bangsa. Sejarah telah mencatat bagaimana para
mahasiswa berusaha dengan semangat yang mereka miliki untuk melahirkan TRITURA.
Selajutnya mereka berperan penting pula dalam menggulingkan pemerintahan
presiden pertama RI. Hal yang tak kalah penting adalah peran mereka dalam
melahirkan sistem pemerintahan orde baru (yang masih menerapkan aturan orde
lama), yang kemudian digantikan oleh reformasi.
Pemerintah telah
mengatur perpolitikan dalam skala perguruan tinggi dalam SK Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan yang berisi aturan tentang kelembagaan mahasiswa di tingkat
perguruan tinggi.[1]
Hal ini bisa dilihat dari keberadaan organisasi di tingkat kampus perguruan
tinggi, seperti DEMA dan BEM. Sistem pemilihan dan pengorganisasian diatur
sedemikian rupa sehingga benar-benar menyerupai sistem pemerintahan skala kepresidenan.
Keikutsertaan mahasiswa
dalam berbagai organisasi dapat menanamkan rasa kepedulian terhadap sesama dan
lingkungan. Mereka dituntut untuk bertanggungjawab dan mempertahankan
idealismenya saat memutuskan untuk meyakini suatu hal atau kebenaran yang
diyakininya. Beberapa diantaranya adalah dengan melakukan demo, orasi, dan
mengadakan diskusi publik dengan anggota dewan atau wakil rakyat yang duduk di
kusrsi pemerintahan, terkait keputusan pemerintah yang dianggap memberatkan
kaum proletar.
Bahkan hanya dengan
demo pun banyak kalangan minoritas yang merasakan begitu berartinya peran
mahasiswa tersebut. Hal ini pernah diutarakan oleh salah seorang kondektur
angkutan umum jenis elp bahwa mereka sangat berterimakasih dengan usaha
mahasiswa di depan gedung kepresidenan dan rumah presiden di bilangan Cikeas,
yaitu dalam bentuk orasi dan demo agar harga BBM tidak dinaikkan.
Mahasiswa seyogyanya
mampu merefleksikan pribadi berpendidikan dan karakter yang jauh dari kesan
negatif, seperti dengan berusaha untuk jujur dalam melakukan tugas dan ujian
(tidak mencontek), serta melakukan berbagai aktifitas tambahan yang mampu
menumbuhkan sikap kepemimpinan dan kepedulian mereka.
“Saya senang dan
berterima kasih sekali dengan anak-anak itu. Jika harga BBM naik, pasti harga
beras dan keperluan lain juga naik. Hidup sudah susah kok tambah disusahin gini. Semoga mereka yang nantinya
menjadi anggota pemerintahan dan ngga korupsi
seperti anggota dewan yang sekarang (menjabat)”, ujarnya tampak terharu. Meski
kita tahu bahwa saat ini pemerintah tetap bertahan pada keputusannya dan telah
menaikkan harga BBM sejak akhir Lebaran lalu, kaum tertindas tetap menghargai
usaha para mahasiswa tersebut.
Bermacam-macam
perjuangan dan peranan penting mahasiswa dalam pembangunan pendidikan dan
politik di Indonesia, yang masing-masing tidak dapat dijelaskan secara rinci.
Namun demikian, betapa pun banyaknya peran mereka, semuanya kembali pada
pernyataan Sang pencipta Allah SWT melalui Rasulullah saw, bahwa salah satu
orang yang paling dicintai Allah adalah kaum muda yang senantiasa bertaubat,
yang dalam hal ini selalu melakukan dan mengusahakan perubahan ke arah yang
lebih baik. Perubahan yang membawa kemashlahatan bagi diri mereka sendiri,
orang lain, dan lingkungan mereka.
*) Mahasiswi
Semester VII Fakultas Tarbiyah Jurusan IPA-Biologi
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Makalah BK: MACAM-MACAM PENDEKATAN TEORI KONSELING
Makalah
MACAM-MACAM PENDEKATAN TEORI KONSELING
Diajukan untuk memenuhi
tugas terstruktur mata kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Dra. Nurul Azmi, M.Pd.
Oleh :
Lin Indah Hidayati
(1410160061)
Ade Arofah (14101600 )
BIO-B / Semester
IV
Kelompok
1 (satu)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2012
KATA
PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Macam-macam Pendekatan Teori Konseling”
ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Bimbingan
Konseling. Shalawat serta salam, semoga selalu tercurah kepada Rasulullah
SAW sebagai penyampai risalah terakhir, sehingga kita mampu merasakan betapa
mulianya Islam, melalui sifat-sifat yang beliau contohkan.
Kami sampaikan terimakasih pada Ibu Nurul Azmi, sebagai Dosen
Pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling, karena dengan tugas yang diberikan
ini, dapat memacu kami untuk belajar dan mencari tahu tentang berbagai macam
teori konseling, terutama yang berkaitan dengan makalah yang kami buat ini. Juga kepada orang tua dan rekan-rekan
yang selalu memberi dorongan pada kami dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari, dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kekurangan untuk itu kami sebagai penyusun, sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan karya dan
makalah lainnya di masa mendatang. Dan kami pun sangat berharap, agar makalah ini
dapat dijadikan salah satu sumber bacaan yang dapat dipergunakan sebagai
pembimbing dalam membuat tulisan lainnya di kemudian hari.
Cirebon, Maret 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB
II MACAM-MACAM
PENDEKATAN TEORI KONSELING...................
3
A.
Teori Konseling Client-Centered .................................................................. 3
B.
Teoeri Konseling
Behavioral ......................................................................... 5
C.
Teori Koseling Eksistensial ........................................................................... 8
D.
Teori Terapi Rasional Emotif ........................................................................ 10
BAB
III PENUTUP..................................................................................................
13
KESIMPULAN.........................................................................................................
13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak lepas dari sikap membutuhkan orang
lain. Hal ini didukung pula oleh adanya masalah yang melingkupi tiap insan
sesuai fitrahnya. Seringkali ia
membutuhkan pendengar yang baik atau tempat share
(konsultasi) ketika mengalami masalah yang belm dapat terselesaikan olehnya
sendiri.
Oleh karena itu terbentuklah suatu kerjasama antara konselor, yaitu
sebutan untuk pendengar atau penasehat dan akan membantu orang yang tengah
menghadapi masalah yang selanjutnya disebut klien.
Bentuk penyelesaian masalah tiap klien tentunya berbeda-beda sesuai
dengan permasalahan yang mereka alami. Untuk itu, tiap konselor memiliki
beragam teknik pendekatan konseling dalam rangka penyelesaian masalah klien
mereka. Pendekatan-pendekatan tersebut terangkai dalam makalah yang akan
dibahas oleh kami dalam makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
Beberapa rumusan masalah berkaitan dengan pembuatan
makalah ini yaitu:
1.
Apa yang mendasari terbentuknya beragam teknik
pendekatan konseling?
2.
Apa konsep dasar
dari masing-masing teknik pendekatan konseling?
3.
Apa makna dan
tujuan konseling dari masing-masing teknik?
4.
Bagaimana bentuk
aplikasi dari masing-masing teknik tersebut?
5.
Apa kekurangan
dan kelebihan yang terdapat dalam teknik-teknik?
C. Tujuan
Beberapa tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu:
1.
Mengetahui
filsafat yang mendasari terbentuknya beragam teknik pendekatan konseling.
2.
Mengetahui
konsep dasar dari masing-masing teknik pendekatan konseling
3.
Mengetahui makna
dan tujuan konseling.
4.
Mengetahui
teknik-teknik yang sering digunakan oleh konselor untuk membantu mengatasi
permasalahan kliennya.
5.
Mengetahui berbagai
kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam teknik-teknik pendekatan konseling
tersebut.
BAB II
MACAM-MACAM PENDEKATAN TEORI KONSELING
PENDEKATAN
TEORI KONSELING
A.
TEORI
KONSELING CLIENT-CENTERED
Teori ini muncul
sebagai serangan terhadap konsep yang dikembangkan oleh pendekatan
psikoanalisis Sigmund Freud dan teori Behavioral yang memandang manusia lebih
bersifat patalisme dan mekanisme. Tokoh utama teori Client-Centered ini adalah
Carl Rogers. Teori ini memandang bahwa manusia memiliki pengalaman subjektifnya
sendiri dan harus bersandar pada pengalaman yang realistis.
1.
Filsafat
Dasar
Individu
yang sadar, rsional dan baik mempunyai keinginan untuk menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya. Manusia memiliki
suatu kecenderungan ke arah menjadi berfungsi penuh. Dalam konteks hubungan
terapeutik, klien mengalami perasaan-perasaan yang sebelumnya telah diingkari.
Klien mengaktualkan potensi dan bergerak kea rah mengaktualkan kesadran,
spontanitas, kepercayaan kepada diri dan keterarahan.
2. Konsep Dasar
Pada
dasarnya mnusia bersifat kooperatif dan konstruktif sehingga tidak perlu
diadakan pengendalian terhadap dorongan-dorongan agresifnya. Manusia mampu
mengetahui semua apa yang baik untuk dirinya tanpa pengaruh dari luar.
Konsep-konsep kunci dalam teori ini yaitu:
a.
Client-centered
didasari oleh munculnya konsep diri (self-concept), aktualisasi diri
(self-actualization) teori kepribadian dan hakikat kecemasan,
b.
Klien mempunyai potensi
untuk menyadari terhadap masalah dan memahami cara untuk mengatasinya serta
mempunyai kapasitas untuk mengarahkan dirinya sendiri (self-direction)
c.
Kesehatan mental
(mental-health) merupakan kesesuaian (congruensi) dari jati diri yang ideal
(ideal-self) dengan jati diri yang nyata (actual-self)
3.
Makna
dan Tujuan
Makna
dan tujuan teori ini adalah untuk menciptakan iklim yang kondusif dan menghapus
penghambat-penghambat aktualisasi potensi diri, bagi usaha membantu klien untuk
menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh.
Untuk
mencapai tujuan tersebut, terapis perlu mengusahakan agar klien dapat memahami
hal-hal yang ada di balik topeng yang dikenakannya, yaitu:
a.
Menciptakan kondisi
yang konektif untuk dapat memaksimalkan kesadaran diri (self- awarness) dan
pertumbuhan.
b.
Mereduksi berbagai
hambatan terhdap aktualisasi potensi diri serta membantu klien untuk menemukan
dan menggunakan kebebasan memilih dengan kesadaran diri yang harus juga
membantunya agar bebas dan bertanggungjawab atas arah dan kehidupannya.
4. Proses dan Teknik
Konseling
Pendekatan
client-centered bukan merupakan suatu pendekatan yang tetap dan tuntas. Ia
mengharapkan orang lain akan memandang teorinya sebagai sekumpulan prinsip
percobaan yang berkaitan dengan proses terapi. Pendekatan client-centered
sanagt menekankan pada dunia fenomenal klien. Dengan teknik empati yang cermat
dan dengan usaha untuk memahami klien dari perspektif dunia klien. Secara umum
teori client centered membangun terbinanya hubungan yang hangat dan akrab
antara konselor dank lien. Konselor perlu menciptakan suasana kebebasan, kenyamanan, dan terlepas dari penilaian
hubungan tertentu.
5.
Aplikasi
Teori Konseling Client-Centered
Teori
client centered ini telah banyak memberikan kontribusi signifikan terhadap
perkembangan teori-teori selanjutnya yang sangat menghargai dan memahami
berbagai dimensi kemanusiaan. Teori yang dikembangkan Carl Rogers ini secara
historis merupakan teori pertama yang menyentuh dimensi emosional dan rasional
manusia. Karena orientasinya yang sangat komprehensif, berkaitan dengan dimensi
emosional, rasional dan afektif, maka teori konseling Client-Centered ini dapat
diaplikasikan pada berbagai lingkungan seperti pendidikan formal, informal,
perusahaan, dan industry yang dapat dilaksanakan dalam bentuk layanan kelompok,
individual, keluarga, dan remaja.
Sejalan
dengan teori client-centered yang menekankan bahwa dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi klien sangat ditentukan oleh klien yang
bersangkutan, sedang seorang konselor hanya bersifat fasilitator dan dapat
dijadikan dasar/ pedoman dalam menanggulangi gejala-gejala penyimpangan remaja
tersebut.
6.
Keterbatasan
Teori Konseling Client-Centered
a). Kekurangan teori ini yaitu:
● Terlalu menekankan aspek afektif,
emosional, perasaan, serta melupakan faktor intelekfaktor intelek, kognitif,
dan rasional.
● Pengguanaan
informasi untuk membantu klien tidak sesuai dengan teori
● Tujuan
untuk klien (memaksimalkan diri) masih terlalu luas cakupannya hingga sulit
untuk melakukan penilaian terhadap setiap individu
● Sulit
bagi konselor untuk benar-benar bersifat netral dalam situasi hubungan
interpersonal
● Meski
diakui efektif, teori ini tidak memiliki bukti-bukti yang sistematik dan
lengkap berkaitan dengan tanggungjawab klien yang kecil.
b).
Kelebihan dari teori ini diantaranya yaitu:
○ Lebih
berorientasi pada pemusatan klien dan bukan pada konselor
○ Lebih
menekankan emosi, parasaan, dan afektif dalam proses konseling
○ Lebih
menekankan pada identifikasi dan penekanan hubungan konseling sebagai wahana
utama dalam mengubah kepribadian
○ Proses
lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik
○ Memberikan
kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif
B.
TEORI KONSELING BEHAVIORAL
Teori konseling behavioral lebih
memusatkan diri pada pengubahan perilaku nyata. Perilaku manusia yang tidak
tepat (salrah) dapat dilatih dan dikontrol serta dimanipulasi sesuai harapan.
Tokoh utama teori ini adalah D. Krumboltz, Hosford, Bandura dan Wolpe.
1.
Filsafat
Dasar
Dalam pandangan teori ini, manusia adalah yang
memprodusir dan produk dari lungkungannya (Bandura, 1986). Sedang Surya (1988)
menyatakan bahwa teori ini memandang bahwa lingkungan memberi pengaruh cukup
kuat pada diri individu dan sangat sedikit berperan dalam menentukan dirinya.
Teori ini menolak pendapat bahwa perilaku manusia merupkan dorongan dasar
(seperti yang telah dijelaskan Freud). Karena menurut teori konseling
behavioral, perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga dapat diubah dengan
memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar.
2.
Konsep
Dasar
Konsep teori behavioral menurut Moh. Surya (1988) yaitu:
a.
Perilaku manusia dapat
dipahami karena dapat diubah, dan masalah klien dianggap masalah belajar dalam
proses belajar yang salah.
b.
Perubahan spesifik
terhadap lingkungan pribadi dapat menolong perubahan perilaku yang relevan.
c.
Prosedur konseling
dapat dikembangkan melalui prinsip-prinsip belajar (missal: reinforcemen dan social-modeling).
d.
Perubahan perilaku
klien diluar wawancara adalah indikator keefektifan (hasil konseling).
e.
Pada hakikatnya,
konseling behavioral proses logis berdasarkan prinsip-prinsip belajar.
f.
Prosedur konseling
tidak statis, tetapi secara khusus dirancang untuk membantu klien mengatasi
masalahnya.
3.
Maksud
dan Tujuan Konseling
Makna dan tujuan teori konseling ini pada hakikatnya
tidak sama untuk setiap klien, tetapi disesuaikan dengan masalah yang
dihadapinya. Secara umum, tujuan
konseling behavioral adalah untuk membantu klien memperbaiki pola perilaku
salah, belajar membuat keputusan, dan mencegah timbulnya berbagai masalah.
4.
Proses
dan Teknik Konseling
Proses
dan langkah-langkah yang dapat ditempuh teori behavioristik ini yaitu:
1). Menganalis dan
merumuskan masalah klien dalam bentuk unit tingkah laku maladaptif
2). Merumuskan
tujuan-tujuan khusus dalam rangka mengubah perilaku dengan menerapkan teknik
yang tepat
Konseling
behavioristik merupakan proses pembelajaran klien untuk memperoleh pola-pola
perilaku poitif dalam memecahkan berbagai masalah interpersonal, emosional,
maupun psikologis. serta dalam mengambil keputusan-keputusan tertentu, harus ada peranan antara klien dan konselor serta
menyadari situasi belajar yang dijalaninya.
Adapun teknik-teknik konseling
(Surya, 1988) yang biasa dilakukan antara lain: desentisasi model,
restrukturing kognitif, penghentian pikiran, latihan ketegasan, latihan
keterampilan social, program manajemen diri, pengulangan perilaku, latihan
khusus, teknik terapi multimodal, dan tugas-tugas pekerjaan rumah.
5.
Aplikasi
Teori Konseling Behavioral
Dalam
proses konselingnya, Konseling Behavioristik lebih mudah diaplikasikan karena
lebih rinci dan sisitematis, hasil mudah diukur dan dirumuskan dalam perilaku
nyata, serta memiliki beragam variasi teknik sehingga banyak alternatif untuk
berbagai masalah yang dihadapinya.
Dalam aplikasinya, teori ini dapat diterapkan dalam
berbagai setting, diantaranya terapi
individu dan kelompok, institusi pendidikan, dan situasi-situasi belajar
lainnya. Sebagai terapi yang berpendekatan pragmatis, teori ini berladaskan
kesahihan eksperimental atas hasil-hasil.
Salah satu prinsip behavioral yaitu menekankan proses
tingkah laku individu yang dimanipulasi melalui belajar. Untuk itu, seorang
konselor harus menempatkannya ke dalam posisi perilaku yang dapat diubah
melalui penciptaan kondisi seseorang yang kondusif (factor lingkungan sangat
berpengaruh). Namun, pandangan optimistik terhadap lingkungan, tidak sealu
dianggap sebagai satu-satunya cara penyelesaian masalah, karena pada
kenyataanya, faktor lingkungan memiliki keterbatasan yaitu hanya mengantarkan
konselor dalam kondisi pemecahan masalah yang bersifat instrumen (suplementer).
6.
Keterbatasan
Teori Konseling Behavioral
a). Kekurangan dari teori ini yaitu:
·
Konseling
behavioral bersifat dingin, kurang menyentuh aspek pribadi, bersifat
manipulatif, dan mengabakan hubungan antar pribadi.
·
Lebih
terkonsentrasi kepada teknik.
·
Meskipun sering
menyatakan persetujuan kepada tujuan klien, konselor teteap menjadi penentu
tujuan tersebut.
·
Konstruk belajar
yang dikembangkan dan digunakan oleh konselor behavioral tidak cukup
komprehensif untuk menjelaskan belajar dan harus dipandang hanya sebagai suatu
hipotesis yang harus di tes.
·
Perubahan klien
hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada bentuk perilaku yang lain.
b). Kelebihan dari teori ini
yaitu:
§ Teori ini lebih mudah diaplikasikan karena rinci dan
sistematis.
§ Lebih memberikan ilustrasi bagaimana mengatasi
keterbatasan lingkungan.
§ Hasilnya mudah diukur dan dirumuskan dalam perilaku
nyata.
§ Penekanan dipusatkan pada perilaku sekarang dan bukan
pada perilaku yang terjadi di masa lalu.
§ Memiliki teknik beragam sehingga banyak alternatif
untuk berbagai masalah yang dihadapi.
C.
TEORI KONSELING EKSISTENSIAL
Teori Eksistensial berkembang sebagai reaksi melawan psikoanalisis dan behaviorisme yang
di anggap tidak berlaku adil
dalam mempelajari manusia. Teori ini sangat menekankan implikasi-implikasi
falsafah hiidup dalam menghayati makna kehidupan manusia di dunia ini. Tokoh-tokoh atau promotor yang
berpengaruh dalam konseling eksistensial
adalah Rollo May, Victor E. Frankl dan
Adrian Van Kaam.
1.
Filsafat Dasar
Teori terapi Eksistensial
dalam prosesnya berlandaskan pada konsep dan asumsi tentang manusia itu
memliki kesadaran diri, bebas dan bertanggung jawab. Ia mampu menemukan
jati diri dan membangun hubungan yang
signifikan dengan orang lain. Kecemasan
itu merupakan suatu unsur dasar, pencarian
makna yang unik di dalam dunia yang
bermakna, menyendiri tapi berada
dalam hubungan dengan orang lain, keterbatasan dan kematian serta kecenderungan mengaktualkandiri.
2.
Konsep Dasar
Teori konseling ini memfokuskan pada kondisi-kondisi
Kepribadian yang berkembang unik sesuai
dengan masing-masing individu. Kesadaran
diri berkembang sejak bayi dan kecenderungan diri kearah pertumbuhan merupakan ide-ide sentral. Psikopatologi merupakan
akibat dari kegagalan dalam
mengaktuakan potensi. Teori ini berfokus
pada saat ini dan berorienntasi pada masa depan
serta lebih menekankan pada
kesadaran dan pemahaman
diri sebelum bertindak.
3.
Makna dan Tujuan Konseling
Makna dan Tujuan
Konseling Eksistensial adalah membantu
klien untuk menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dengan memperluas kesadaran diri serta membantu klien agar bebas dan
bertanggung jawab atas arah kehidupannya sendiri. Sedangkan tujuannya merupakan proses
untuk menolong individu agar individu
mengetahui dan menjadi sadar, menciptakan situasi dan kondisi untuk
memaksimalkan kesadaran dan pertumbuhan
diri.
4.
Proses dan Teknik Konseling
Berbeda dengan teori lainnya, teori konseling eksistensial tidak
mempunyai teknik yang spesifik, karena
teori ini lebih mengutamakan
pemahaman klien terhadap dirinya sendiri. Akan tetapi konselor dapat menjamin teknik-teknik dari pendekatan lain. Diagnosis
dan pengetesan dipandang tidak terlalu penting, tapi yang pertama konselor harus mempunyai empati yang tinggi. Artinya hubungan yang hangat dan terbuka antara konselor dan klien sangat penting.
5.
Apllikasi Teori Konseling Eksistensial
Model pendekatan
teori konseling eksistensial inii dapat diterapkaan baik bagi konseling
individual maupun kelompok, juga
dapat diaplikasikan untuk menangani
anak-anak dan remaja, serta dapat di intregasikan dalam bentuk prktek-praktek di lembaga pendidikan formal. Dalam teori
eksistensialistis, kunci yang paling menentukan di dalam memecahkan masalah
tersebut adalah tetap kembali kepada
subjek individu (remaja) itu
sendiri, karena potensialitas diri anak merupakan faktor penentu merupakan
faktor terjadinya prilaku individu. Konselor hanya sebagai pemberi intervensi
dalam membimbing dan mengarahkan klien.
6.
Keterbatasan Teori
Konseling Eksistensial
a)
Kekurangan
1. Teori ini terlalu menekankan pada kesadaran
dan pemahaman diri sebelum bertindak.
2. Teori konseling
eksistensial tidak mempunyai teknik yang spesifik, dan lebih mengutamakan klien
terhadap dirinya sendiri.
b)
Kelebihan
1. Teori ini lebih
memfokuskan terhadap kebutuhan akan pendekatan subjektif yang berazaskan pada
suatu pandangan yang komprehensif mengenai eksistensi manusia.
2. Lebih
mengorientasikan pada perlunya suatu
pernyataan filosofis menngenai apa arti sesungguhnya terjadi diri
pribadi.
3. Terciptanya hubungan
yang hangat dan terbuka antara konselor dan klien. Sehingga melalui proses antar
pribadi ini, klien semakin
menyadari kemamppuannya untuk mengatur
dan menentukan arah hidupnya sendiri secara
bebas dan bertanggung jawab.
D. TEORI TERAPI RASIONAL EMOTIF
Teori terapi rasional emotif secara konseptual
menitikberatkan pada proses berfikir, menilai, memutuskan, menganalisis dan
bertindak. Teori ini di kembangkan oleh Albert Ellis, dan pendekatan atau teori
ini kelihatannya sangat mempprihatinkan
dimensi didaktik dan bersifat direktif
dan banyak berorientasi pada dimensi pikiran.
1.
Filsafat Dasar
Manusia mempunyai
kecenderungan –kecenderungan yang bersifat bertolak belakang. Manusia memiliki
kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berfikir, mencintai,
bergabbung dengan orang lain serta
tumbuh mengaktualisasikan diri. Manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk
berfikir, rasional dan jujur maupun untuk berfikir irrasional dan jahat. Maka manusia juga memiliki
kecenderungan kearah penghancuran diri, perfeksionisme dan mencela diri,
menghindari penggunnaan pemikiran, takhayul, dan tidak toleran.
2.
Konsep kunci
Sistem keyakinan
adalah penyebab masalah-masalah emosional. Oleh karenanya klien ditantang untuk
menguji kesahihan keyakinannya untuk memperbaiki pola-pola yang di fungsional
itu, manusia harus menggunakan metode-metode perseptual kognitif, emotif evokatif, dan behavioristik-reeduktif. Terapi ini menekankan bahwa manusia
berfikir, beremosi dan bertindak secara simultan.
3.
Makna dan tujuan
konseling
Makna dan tujuan
terapi rasional emotif adalah meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri
klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih rasional,
realistik dan toleran. Teori ini tidak hanya diarahkan pada penghapusan gejala,
tetapi juga untuk mendorong klien agar menguji secara kritis nilai-nilai
dirinya secara mendasar, membantu mereka untuk memperoleh keyakinan yang benar
berkenaan dengan minat diri, minat sosia
dan pengaturan diri. Teori ini mendorong suatu re-evaluasi filosofis dan
idiologis berdasarkan asumsi bahwa masalah-masalah manusia berakar secara
filosofis.
4.
Proses dan konsep
konseling
Teknik-teknik
konseling dirancang untuk melibatkan klien kedalam evaluasi kritis atas
filsafat hidupnya. Diagnosis yang spesifik di buat. Dengan terapis menafsirkan,
betanya, menggali, menantang, dan menngkonfronmasikan klien. Pendekatan ini
menggunakan prosedur yang beragam seperti mengajar, membaca, pekerjaan rumah
dan penerapan metode ilmiyah secara logis dengan memperhatikan proses dan
bentuk pemecahan masalahnya.
Menurut Albert
Ellis, teknik yang di gunakan dalam RET ini lebih bersifat elektf sesuai dengan
karakter permasalahan yang cukup bervariasi, sebagaimana memiliki pengalaman
hidup yang cukup berarti, belajar tentang pengalaman-pengalaman orang lain, dan
memasuki hubungan degan terapis.
5.
Kontribusi dan
aplikasinya
Kontribusi utama
dalam teori ini adalah penekanannya pada keharusan praktek dan bertindak menuju
perubahan tingkah laku masalah.
Pendekatan ini menekankan pentingnya pemikiran sebagai dasar dari
gangguan-gangguan pribadi. Terapi Rasional Emotif lebih efektif dalam menangani para klien yang tidak terganggu secara serius atau para
klien yang memiliki hanya suatu gejala utama. Tipe-tipe klien yang ditangani
dengan prosedur-prosedur teori ini adalah mencakup klien yang mempunyai tingkat kecemasan yang moderat, gangguan Kepribadian neurotik dan masalah perkawinan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan isi makalah dan diskusi
yang telah dilakukan, maka dapat kami tarik beberapa kesimpulan berikut ini:
1. Menurut teori Client-Centered, anusia memiliki
pengalaman subjektif sendiri dan
realistis.
2. Menurut teori Behavioral, pengubahan perilaku nyata dapat
dilakukan sesuai harapan.
3. Teori Eksistensial lebih menonjolkan
implikasi-implikasi yang berkaitan dengan falsafah hidup .
4. Teori Terapi Rational Emotif cenderung berhubungan
tentang tahapan-tahapan dalam melakukan suatu hal, seperti berfikir, menilai,
memutuskan, menganalisis, dan bertindak.
DAFRAR PUSTAKA
Masdudi. 2011. Bimbingan
dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: at-Tarbiyah Press.
Langganan:
Postingan (Atom)