Sabtu, 04 Januari 2014

LKTI at-Taqwa


REFLEKSI PERKEMBANGAN SAINS DAN PERADABAN ISLAM LINTAS ZAMAN (KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MASA KINI)

Lomba Karya Tulis Ilmiah ICC At-Taqwa
(Interkoneksi antara Ilmu Agama dan Ilmu Sains)






Oleh:
Lin Indah Hidayati
Biologi-B/VII
1410160061





KEMENTERIAN AGAMA RI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2013
PENDAHULUAN

            Predikat miskin, kumuh, terbelakang, rendah, dan kaum proletar seringkali diidentikkan dengan umat Muslim. Mengingat kondisi umat Muslim saat ini(baik di Indonesia maupun di luar negeri) yang memiliki tingkat produktivitas temuan ilmiah dan teknologi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Barat, memang tidak dapat dipungkiri jika predikat tersebut ‘menempel’ pada umat Muslim.Kaum Muslim seakan tidak pantas menyandang gelar‘pelopor ilmu pengetahuan dan sains’.
            Seiring berkembangnya zaman dan perputaran waktu yang kerap diselingi peperangan, pergeseran sains pun tidak dapat terelakkan. Banyak temuan para ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang tidak tercatat dalam sejarah.Tidak jarang pula kita dengar temuan Muslim yang menginspirasi ilmuwan-ilmuwan Eropa, kini berada dalam museum-museum di Barat. Konsep-konsep baru pun diubah dengan sedimikian rupa sehingga tampak bias bahwa konsep tersebut merupakan cetusan para ilmuwan Muslim terdahulu.
Islam merupakan agama yang dibawa oleh Rasul saw dengan diiringi adanya mu’jizat berupa pedoman al-Qur’an. Tidak ada yang mampu menandingi indahnya bahasa dalam al-Qur’an.Bahkan Allah pun pernah menantang kaum kafir untuk membuat salah satu ayat yang semisal dengan al-Qur’an, seperti yang tercantum dalam salah satu firman-Nya.Allah telah menyempurnakan agama Islam, yang dalam hal ini berkaitan pula dengan ilmu pengetahuan.Karena sejatinya, ilmu agama dan ilmu pengetahuan memang selalu saling berkaitan.
Dalam karya tulis inilah akan dibangun paradigma baru bahwa sesungguhnya Islam mencintai ilmu pengetahuan sehingga tidak terhitung jumlah temuan dan kontribusi para ilmuwan Muslim terdahulu yang menginspirasi dan bahkan ditiru, baik separuh maupun secara utuh untuk kemudian diakui oleh ilmuwan Barat sebagai temuan dan hasil penelitian mereka. Temuan-temuan yang mencakup semua aspek ilmu pengetahuan, yaitu meliputi matematika, biologi, fisika, kimia, astronomi, politik, filsafat, geografi, sejarah, kedokteran, filsafat, kelautan, farmasi, serta cabang ilmu pengetahuan lainnya.
REFLEKSI PERKEMBANGAN SAINS DAN PERADABAN ISLAM LINTAS ZAMAN (KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MASA KINI)

A.    Kondisi Umat Muslim Saat Ini
Islam sejatinya adalah agama yang tidak terlepas dari ilmu pengetahuan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Rasul saw adalah perintah untuk membaca. Salah satu alasan logisnya tentu karena membaca adalah kunci dari ilmu pengetahuan. Pada ayat lainnya, yakni surat Al-Qashash, Allah SWT berfirman di dalam ayat ke-77, yang artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi”.
Ayat pertama Al-Alaq dan Al-Qashash ayat 77 di atas menujukkan bahwa kita diperintahkan untuk tawazzun (seimbang) antara mengutamakan urusan dunia dan urusan akhirat. Allah SWT, melalui firman-firman-Nya dalam Al-Qur’an tidak membedakan antara ilmu-ilmu agama (Islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora). Karena pada hakikatnya kedua cabang besar ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yang bermanfaat untuk memudahkan manusia melaksanakan aktivitasnya.
Mayoritas umat Muslim saat ini tengah digandrungi oleh demam style yang dibawa melalui acara pencarian bakat maupun ajang kecantikan internasional. ‘Wabah’ ini muncul secara sporadis menyelimuti gaya hidup Muslimah, seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.Manusia seakan lupa untuk meningkatkan kualitas SDM-nya.
Sumber Daya Alam Indonesia sangat mendukung terjadinya peningkatan kualitas hidup masyarakat, namun hal ini tidak diiringi dengan pengupayaan peningkatan kualitas masyarakat sebagai SDM melalui pendidikan, sehingga pengelola SDA tersebut tidak memiliki kualifikasi dan kemampuan manajemen yang baik. Tidak heran pula jika resesi, inflasi, pengangguran, kriminalitas, kemiskinan, dan kondisi negatif lainnya kerap mewarnai kehidupan negara-negara Muslim, terutama negara-negara berkembang.
Pada mata pelajaran-mata pelajaran sains, kerap kita dengar nama Galileo, Newton, Einstein dan ilmuwan Barat lainnya yang kerap hanya meguasai satu bidang ilmu. Padahal, jauh sebelum mereka, Islam telah mencetak pribadi unggul sekaliber Jabir ibn Hayyan, Ibnu Sina, Ar-Razi, Al-Khawarismi Ibnu Haitsam dan masih banyak lagi yang menguasai berbagai bidang kajian ilmu.Hal ini tampaknya mulai terlupakan oleh sebagian besar umat Muslim sekarang.
Contoh negara Muslim yang mengedepankan pendidikan adalah Palestina.Sumber daya yang dihasilkan terbatas pada sejenis logam yang terpendam di dasar laut mati.Hasil pertanian hanya jeruk limau, bji-bijan serta zaitun.Meskipun Palestina bukan merupakan kawasan subur dengan hasil alam yang melimpah, wilayahnya dianggap penting mengingat keberadaan geografisnya yang strategis.
Palestina menghubungkan tiga benua, yaitu Asia, Afrika, dan Eropa, serta Laut Tengah dengan Laut Merah.Wilayah Palestina juga berbatasan langsung dengan Lebanon, Suriah, Arab Saudi, serta Mesir.Artinya, wilayahnya menghubungkan negara-negara Arab Benua Asia dengan negara-negara Arab di kawasan Benua Afrika.[1]Alasan letak geografis yang strategis inilah yang menjadi pemicu Israel ingin menguasainya.

B.     Ilmuwan-ilmuwan Muslim dan Kontribusinya terhadap Perkembangan Zaman Hingga Saat Ini
Jauh sebelum Eropa dan negara-negara maju di Barat menjadi negara adidaya dan super power karena penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologinya, Islam telah jauh lebih dulu menemukan alat-alat dan teknologi yang telah dimanfaatkan khalayak ramai. Karena memang terhadap tiap hasil penelitian dan temuan para ilmuwan, pemerintahan Islam mengatur dan memerintahkan untuk memasyarakatkannya dengan kompensasi seimbang dari pemerintah sebagai penghargaan/ apresiasi tinggi terhadap karya besar ilmuwan tersebut.Salah satu contohnya adalah memberi imbalan berupa emas batangan pada ilmuwan yang penulis buku pengetahuan, yang beratnya setara dengan berat buku hasil karyanya.Tidak ada hak cipta pada zaman tersebut.
Kondisi keprofesian dan pekerjaan sekarang telah terkotak-kotak dan terfokus hanya pada satu cabang ilmu saja, dimana seorang guru Matematika hanya berprofesi dan mengajar matematika saja, tidak berusaha menjembatani ilmu yang dimilikinya dengan ilmu lain. Jarang kita lihat seseorang dengan multiprofesi, misalnya berprofesi sebagai guru Matematika sekaligus pengusaha dan ustadz di lingkungan rumahnya.Hal ini sanagt jauh berbeda dengan kondisi peradaban emas Islam dulu.
Islam terdahulu telah membagi cabang-cabang ilmu seperti saat ini, yaitu meliputi ilmu kedokteran, farmasi, matematika, fisika, biologi, kimia, astronomi, filsafat, sastra, fikih, tafsir (Al-Qur’an dan Hadist), kalam, geografi, sejarah, kelautan, dan masih banyak lagi lainnya. Kita mengenal Abu Zakaria Yahya bin Mesuweih yang ahli di bidang farmasi;Abu Nawas yang terkenal dengan sastra dan puisinya; Ibnu Jarir ath-Thabari, Ibnu Athyal al-Andalusi, dan Abu Muslim Muhammad bin Baher Isfahani yang ahli dalam bidang tafsir; para imam mahzab yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal dalam bidang fiqh; Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, Imam an-Nasa’i, dan Imam Baihaqi dalam bidang hadist; Imam Abul Hasan al-Asyari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi (pendiri Asy’ariyah), Washil bin Atha dan Abu Huzail al-Allaf (pendiri Mu’tazilah), serta al-Juba’i sebagai pelopor ilmu kalam.Ada pula Imam Sibawaih, al-Kiasi, Abu Zakaria al-Farra yang menguasai ilmu bahasa.[2]
Tidak hanya ilmu-ilmu agama, banyak pula ilmuwan yang telah menorehkan tinta emas sejarah peradaban Islam karena temuan-temuan hasil penelitian mereka. Berikut ini para ilmuwan multitlenta tersebut:
1.      Abu Ali al-Hasan ibnIbnu al-Haytsami, ahli di bidang optik
 (di Eropa dikenal dengan namaAlhazen), fisika, geometri matematika dan terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang dilihat. Teorinya (yang saat ini terbukti kebenarannya) yaitu bendalah yang mengirim cahaya ke mata. Beliau juga penemu kamera obscura, yang melatarbelakangi pembuatan handphone berkamera saat ini. Serta mengilhami sainter Barat seperti Roger Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.[3] Beliau pelopor di bidang optik dengan kamus optiknya (Kitab Al Manazhir) jauh sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton, penemu hukum pemantulan dan pembiasan cahaya (jauh sebelum Snellius), penemu alat ukur ketinggian bintang kutub, menerangkan pertambahan ukuran bintang-bintang dekat zenit.
2.      Al Majriti, membuktikan hukum ketetapan massa (900 tahun sebelum Lavoisier).
3.      Al TusiatauNasir al-Din Tusi,astronom kawakan dari Damaskus yang melakukan penelitian tentang gerakan planet-planet, membuat model planet (planetarium) jauh sebelum Copernicus.
4.      Ibnu Sina (Avicenna): dokter, filsuf, sastrawan, sekaligus ulama Pada usia 17 tahun berhasil menangani penyakit Khalifah Nuh bin Manshur sehingga diizinkan belajar di perpustakaan pribadi sang khalifah. Pada usia 18 tahun menguasai seluruh cabang ilmu pengetahuan yang ada pada masanya. Salah satu karyanya: al-Qanûn fî al-Thibb (Canon of Medicine), ensiklopedi kedokteran terbesar dalam sejarah yang menjadi “buku suci” ilmu kedokteran bagi mahasiswa Eropa sekaligus pedoman utama mahasiswa kedokteran selama lebih dari 5 tahun. Buku neurasthemia merupakan buku kedokteran lainnya yang berisi seputar penyakit syaraf. Beliau juga merupakan pelopor sterilisasi. Salah satu karyanya dalam bidang filsafat adalah al-Syifa.
5.      Al-Khawarizmi (Bapak Matematika Islam), seorang matematikawan sekaligus ahli astronomi. Beliau pencipta ilmu aljabar (diambil dai judul bukanya al-Jabar wa al-muqãbAllah) dan menemukan logaritma (berasal dari namanya). Beliau mempelajari ilmu bumi dan menyatakan bumi itu bulat sebelum Galileo dengan bukunya Kitab Surah al Ardh.
6.      Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani, seorang ahli astronomi dan matematikawan Persia. Beliau juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wafa sesuai dengan namanya. Pada bidang trigonometri, Abul Wafa mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
7.      Ibnu Rusyd: seorang dokter, filsuf, sekaligusulama. Karyanya: Mabadi al-Falasifah, Tahafut at-Tahafut al-Falatifah, Al-Kuliah fi Ath-Thibb, Bidayah al-Mujtahid.Pemikiran beliau mempengaruhi filsafat Kristen abad pertengahan, termasuk St. Thomas Aquinas.
8.      Ibnu Ismail Al Jazari, seorang ilmuwan muslim penemu konsep robotika modern. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. “Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin” (Donald Hill), seorang ahli teknik asal Inggris
9.      Abu Al Zahrawi/ ALBUCASIS, sang penemu gips era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips.
10.  Ar-Razi (Rhazes) dikenal sebagai “Galien Arab”, merupakandokter anak. Penemu pertama penyakit cacar (dan mampu membedakannya dengan measles) dan cara pembuatan alkohol. Beliau pun menjadi orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak.Membagi zat kimia ke dalam kategori mineral, nabati dan hewani (klasifikasi zat kimia) jauh sebelum Dalton, pembagian fungsi tubuh manusia berdasarkan reaksi kimia komplek.
11.  Al-Kindi dan Al-Farabi (filosof yang mempu menyaingi Aristoteles) mengungkapkan tentang filsafat, logika, kenegaraan, etika, serta interpretasi filsafat Aristoteles.
12.  Al Khazini, ialah seorang ahli kontruksi, pengarang buku tentang teknik pengukuran (geodesi) dan kontruksi keseimbangan, kaidah mekanis, hidrostatika, fisika, teori zat padat, sifat-sifat pengungkit/tuas, teori gaya gravitasi (jauh 900 thn dari Newton.
13.  Al Farghani(dikenal dengan nama Al-Farganus di Eropa), seorang pengarang buku tentang pergerakkan benda-benda langit dan ilmu astronomi dan dipakai oleh Dante jauh kemudian.Beliau menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.
14.  Al Jahiz, menulis penelitian tentang ilmu hewan (zoology) pertama kali. Al-Jahiz lahir di Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, nama aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan Charles Darwin pernah berujar, ”Teori evolusi yang dikembangkan umat Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral.”
15.  Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang pakar sains Islam menghasilkan peta bebola perak seberat 400 paun untuk Raja Roger II, lengkap dengan membahagikan dunia kepada 7 iklim, laluan perdagangan, teluk, tasik, sungai, bandar-bandar besar, bukit dan lembah serta gunung-gunung. Beberapa abad lamanya, Eropah menggunakan peta Al Idrisi dan turut menggunakan hasil kerja ilmuwan ini ialah Christopher Columbus.
16.  Umar Khayyan (menghitung masa satu tahun dengan tepat) serta Al-Fazri(penyusun pertama astrolobe). Keduanya merupakan ahli bidang astronomi.
17.  Al-Mas’udidan Al-Kazwini, seorang ahli sejarah dan geografi yang suka berpetualang. Salah satu karyaAl-Mas’udiadalah Murûj al-Zahab wa Ma’adun al-Jawahir.menerbitkan ensiklopedi geografi yang membahas gempa bumi, formasi geologis, sifat dasar laut mati, evolusi geologi (jauh sebelum Maghelan dan Weber). Sedangkan Al-Kazwiniadalah seorang ahligeografi yang telah megelilingi dunia dan menulis banyak buku mengenai perjalanannya.
18.  Ibnu Thufail, seorang dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn Yaqzan kemudian dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson Crusoe.
19.  Jabir ibn Hayyan, seorang pakar dalam bidang kimia. Mendapat sebutan Bapak kimia Modern. Teorinya: logam seperti timah tembaga, dan besi dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu. Beliau penemu sederet proses kimia yang meliputi penyulingan/distilasi,kristalisasi,kalnasi, sublemasi, dan penemu parfum.
20.  Abu Khayr, ahli Biologi yang juga mendapat sebutan Bapak Botani.
21.  Ishaq al-Mausili, musisi dan pelopor pertama Solmisasi (pembentukan nada do, re, mi, fa, so, la, si, do).[4]
22.  Ibnu Majid dan Ibnu Batuta (Raja Laut)[5] yang ahli di bidang kelautan.
23.  Abbas ibn Firnas, penemu mesin terbang, jauh sebelum Wright bersaudara.Beliau orang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.[6]

C.    Apresiasi Pemerintahan Islam terhadap para Ilmuwan
Penghargaan dan apresiasi terhadap para ilmuwan Muslim tampak pada pemerintahan daulah Abbasiyah, yang mencapai puncaknya di zaman Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M) serta puteranya al-Ma’mun Rayid.Kekayaandigunakan untuk keperluas sosial, seperti mendirikan rumash sakit serta lembaga-lembaga pendidikan dokter.Ada 800 dokter di zaman itu.Pemandian-pemandian umum dibangun.Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah islam menempatkan dirinya sebagai negara kuat yang tidak tertandingi.
Al-Ma’mun sebagai pengganti ar-Rasyid dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta ilmu.Penerjemahan buku-buku digalakkan. Menggaji penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lain yang ahli untuk menerjemahkan buku-buku Yunani. Beliau mendirikan banyak sekolah.Salah satu karya besarnya adalah Bait al-Hikmah yang menjadi pusat penerjemahan sekjaligus perguruan tinggi dengan perpustakaan yang dibangun sangat besar sepanjang sejarah.Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.[7]
Para ilmuwan, guru, dan profesi keahlian lainnya benar-benar mendapat penghargaan dan presiasi tinggi pada zaman Khalifah Al-Ma’mun, yaitu dengan diberi upah layak dan lebih dari cukup.Seorang guru setingkat TK bahkan pernah mendapat gaji sekitar 14 juta jika dikonversikan dengan rupiah di Indonesia saat ini.Penulis mendapat imbalan yang memuaskan sehingga tidak ada hukum tentang hak cipta.

D.    Motivasi, Upaya, dan Cara Kerja Para Ilmuwan Muslim
Rasul saw pernah bersabda:
إِنْ قَامَتْ السَّاعَةُ وَفِى يَدِ أحَدِكُمْ فَسِيْلَةً فَإِنْ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُوْمَ حَتىَّ يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
“Apabila hari kiamat telah datang dan pada tangan seseorang di antara kamu ada biji untuk ditanam, maka jika ia bisa menanam, tanamlah sebelum datang hari kiamat” (HR. Bukhari, Adab mufrod 479).

Adapula yang pemikir ayng menginterpretasikannya sebagai berikut: “Jika saat-saat terakhirmu menjemput, dan kamu masih bisa membawa sebatang ranting untuk ditanam di semak belukar, teruskan dan tanamlah.” Sunnah Rasul saw teersebut tampaknya menjadikan fondasi dan bangunan semangat para cendekiawan dan ilmuwan Muslim untuk terus berupaya memberikan yang terbaik bagi kemajuan Islam.
Ilmuwan-ilmuwan Muslim melakukan segala sesuatunya dengan berlandaskan lillahi ta’ala.Diiringi dengan metode ilmiah yang mencerminkan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, mereka pun akhirnya memperoleh tujuan penelitiannya. Profesor Nicolson, pemerhati ilmu pengetahuan, pernah berujar: sejumlah para penyelidik dan penuntut ilmu pengetahuan dari kalangan Muslimin dengan penuh semangat mengembara ke tengah tiga benua yaitu yang dikenal pada zaman tersebut, kemudian kembali ke negeri masing-masing seperti kembalinya lebah-lebah yang membawa madu yang menggiurkan.[8]
Ayat dan hadist-hadist di bawah ini merupakan motivasi/ pendorong lainnya bagi para ilmuwan Muslim untuk terus berupaya meningkatkan dan mengkaji ilmu pengetahuan tanpa mengenal lelah dan menyerah, karena semuanya dilakuakn dengan penuh cinta.Cinta pada Allah, Rasul-Nya, serta ilmu pengetahuan dan perkembangan Islam.  
إِنَّ الله يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
“Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (profesional)” (HR. Baihaqi 5312).
لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ الْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ .
“Sesungguhnya apabila seseorang di antara kalian mengambil tambang kemudian mencari kayu bakar dan diletakkan diatas punggungnya, hal itu adalah lebih baik baginya dari pada ia mendatangi seseorang yang telah dikarunai keutamaan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian meminta-minta padanya, adakalanya diberi dan ada kalanya ditolak.” (HR. Bukhari, 5/320 dan Muslim).

إِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ وَكَيْفَ خُلِقَتْ الإبِلِ لَى أَفَلا يَنْظُرُونَ إِ
 الأرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ وَإِلَى وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”(QS.Al-Ghasyiyah: 17-20).

E.     Kebangkitan Umat Muslim Mengulang Sejarah Emas Islam
Pengalaman sangat menentukan sikap, perilaku, karakter serta tatanan sosial, politik, ekonomi, dan kehidupan budaya di Indonesia saat ini.Hal inilah yang perlu umat Muslim pelajari, yakni melaui pengalaman-pengalaman dan tinta emas yang sempat ditorehkan oleh umat Muslim terdahulu.
Tantangan umat saat ini adalah bagaimana cara untuk menghilangkan rasa malas dan ego untuk selalu memperoleh segala sesuatunya dengan cara instan. Tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara terkenal dengan Tut Wuri Handayani-nya.Kemerdekaan adalah ketika rakyat benar-benarmerasa sejahtera dan terbebas dari segala hal yang berhubungan dengan kesengsaraan, kelaparan, kemiskinan, dan keterlantaran.[9]
Tokoh ekonomi sekaligus pengusaha Achmad Bakrie yang sering dipanggil Atuk merupakan pendiri CV Bakrie & Brothers.Perusahaan konglomerasi yang merambah berbagai bidang, mulai perkebunan hingga telekomunikasi ini pertama kali didirikan di Teluk Betung, memperjualbelikan karet, lada, dan kopi.Lalu merambah pipa baja, pabrik kawat, serta pengolahan karet mentah.Saat usia 10 tahun, beliau berjualan roti. Hal ini berlanjut pada putra sulungnya Aburial Bakrie.Ketika anaknya, Aburizal Bakrie mengalami kegagalan, yang dikatakan sang ayah adalah kalimat berikut: “Saya senang kamu gagal. Kau harus tahu arti kegagalan, agar nanti berhasil”.[10] Begitulah cara mendidik calon SDM tangguh, yang tidak menyerah ketika gagal dan tidak hanya berkutat pada bagaimana cara untuk memperoleh sesuatu dengan instan, misalnya dengan menyuap orang yang mampu meluluskan tes CPNS.

Rekomendasi
Sudah saatnya umat Muslim di dunia bangkit dari keterpurukan dan melepas predikat sebagai kaum terbelakang. Melalui refleksi terhadap proses pencarian dan penelitian (kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas) serta produktivitas ilmuwan-ilmuwan Muslim terdahulu, maka akan mampu memacu semangat kita untuk mengulang kembali sejarah peradaban emas Islam yang sangat menghargai ilmu.Sehingga kita tidak hanya disibukkan oleh urusan dunia tetapi juga mengumpulkan bekal untuk di akhirat kelak. Karena sejatinya seorang Muslim paripurna adalah ketika mampu memberikan manfaat bagi muslim lainnya.








KESIMPULAN

            Berdasarkan ulasan penulis yang terdapat pada pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya yaitu:
1.      Kondisi umat Muslim, baik di negara maju maupun negara berkembang saat ini masih sangat jauh dari upaya pengoptimalan peningkatan mutu pendidikan sehingga masih terjadi ketimpangan antara kualitas SDA (Sumber Daya Alam) dengan SDM (Sumber Daya Manusia)-nya.
2.      Tidak terhitung jumlah cendekiawan dan ilmuwan-ilmuwan Muslim terdahulu yang memberi kontribusi besar terhadap penemuan dan perkembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi dan seni) saat ini, yaitu yang meliputi ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama.
3.      Ilmuwan-ilmuwan dan pemikir Muslim terdahulu mendapat imbalan dan gaji yang cukup tinggi dari negara/ pemerintah sehingga tidak memerlukan aturan tentang perlindungan hak cipta, karena hasil penemuan mereka telah didedikasikan sepenuhnya bagi kemajuan Islam.
4.      Hal-hal yang memotivasi para ilmuwan Muslim terdahulu sehingga mampu menciptakan berbagai penemuan dalam berbagai bidang ilmu, tidak hanya berasal dari dorongan pribadi, melainkan juga kecintaan mereka terhadap Allah, Rasul saw, dan keinginan untuk menjadi Muslimparipurna, yakni seorang Muslim yang bermanfaat bagi Muslim lainnya.
5.      Saat ini adalah waktu yang tepat untuk berusaha kembali mengulang sejarah kegemilangan Islam yang ditorehkan melalui tinta emas perjuangan ilmuwan-ilmuwan Muslim terdahulu, yaitu dengan cara meluruskan niat dan meniatkan segala sesuatunya karena Allah ta’ala.






REFERENSI

Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Hamzah.

Atjehcyber.Penemu Muslim yang Menguncang Dunia.

Chandra, Agus.Biografi para Ilmuwan dan Penemu dari Islam.www.blogger.com. diakses pada tanggal 29 Oktober 2013.

Hermawati.2005. Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Islam is Logic.101 Ilmuwan Muslim:Inilah 101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim yang Dilupakan Dunia.IslamIsLogic.wordpress.com. diakses paa tanggal 27 Oktober 2013.

Murtiningsih, Wahyu. 2009. Biografi Para Ilmuwan Muslim. Jakarta: Pustaka Insan Madani.

Syalabi, A. 2000.Sejarah dan Kabudayaan Islam 3.Jakarta: Al-Husna Zikra.

Tim Narasi. 2009. 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia. Jakarta: Narasi.

Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II). Jakarta: Raja Grafindo Persada.













BIODATA DIRI
                       
Nama
:  Lin Indah Hidayati
Tempat, Tanggal Lahir
:  Majalengka, 15-05-1990
Alamat
:  Jalan Ki Hujan Pajagan Desa Burujul Wetan Rt 002/012 Blok Jum’at  Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka 45454
No. Telp/ Hp
: 089 6060 23927
Pekerjaan
: Mahasiswi
Judul Karya Tulis
: Refleksi Sains dan Peradaban Islam: Dulu, Kini, dan Nanti



[1]Hermawati.Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi.(Jakarta, Raja Grafindo Persada: 2005),hal 105-106.

[2]Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam.(Jakarta, Hamzah: 2010), hal 148-150.

[3]Islam is Logic.101 Ilmuwan Muslim:Inilah 101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim yang Dilupakan Dunia.IslamIsLogic.wordpress.com. diakses paa tanggal 27 Oktober 2013.
[4]Agus Chandra. Biografi para Ilmuwan dan Penemu dari Islam.www.blogger.com. diakses pada tanggal 29 Oktober 2013.
[5]Wahyu Murtiningsih. Biografi Para Ilmuwan Muslim.(Jakarta, Pustaka Insan Madani: 2009), hal 54.
[6]Atjehcyber.Penemu Muslim yang Menguncang Dunia.

[7]Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II).(Jakarta, Raja Grafindo Persada: 2003), hal 52-53.
[8] A. Syalabi. Sejarah dan Kabudayaan Islam 3.(Jakarta, Al-Husna Zikra: 2000), hal 185.

[9]Tim Narasi. 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia. (Jakarta, Narasi: 2009), hal 110.

[10]Tim Narasi. 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia. (Jakarta, Narasi: 2009), hal 30-31.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar